REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konser Collabonation besutan IM3 Ooredoo mempersatukan grup musik Kelompok Penerbang Roket dan Barasuara di satu panggung. Untuk pertama kalinya, kedua band memadukan musik dan berkolaborasi membawakan lagu satu sama lain.
Aksi mereka disiarkan lewat saluran Youtube IM3 Ooredoo pada Ahad (28/6) mulai pukul 20:00 WIB petang. Seluruh personel Barasuara dan Kelompok Penerbang Roket naik panggung. Penonton dari rumah masing-masing seolah menyimak langsung pertunjukan berdurasi 1,5 jam itu.
Kedua band hadir dalam formasi lengkap. Kelompok Penerbang Roket dengan John Paul Patton, Rey Marshall, dan Igusti Vikranta. Begitu pula Barasuara yang beranggotakan Iga Massardi, TJ Kusuma, Gerald Situmorang, Marco Steffiano, Asteriska, dan Puti Chitara.
Tembang "Haluan" mengentak panggung. Karya Barasuara tersebut terdengar berbeda karena diaransemen oleh Kelompok Penerbang Roket. Begitu pula sejumlah lagu Kelompok Penerbang Roket mengalun dengan sentuhan aransemen Barasuara.
Usai lagu pembuka, panggung menyisakan Kelompok Penerbang Roket yang membawakan "TO", "Anjing Jalanan", dan "Loba". Berlanjut dengan sesi Barasuara yang menyalakan semangat dengan "Nyala Suara", "Pikiran dan Perjalanan", serta "Guna Manusia".
Kolaborasi lain terdengar pada lagu berikutnya, "Dikejar Setan" dan "Mati Muda". Keduanya merupakan tembang karya Kelompok Penerbang Roket yang diaransemen dan dinyanyikan secara langsung bersama Barasuara.
Suara khas Iga, Puti, dan Asteriska menambah warna pada vokal gahar John Paul Patton alias Coki. Konser ini sekaligus menyatukan para penggemar setia Barasuara dan Kelompok Penerbang Roket, yang dijuluki Penunggang Badai dan Pencarter Roket.
Di sela penampilan, Iga maupun Coki menyapa para penonton di rumah. Mereka membagikan cerita singkat mengenai proses kreatif persiapan konser yang sebagian dilakukan secara daring, mengingat adanya pembatasan sosial di tengah pandemi Covid-19.
"Bikin versi masing-masing dulu, lagu KPR versi Barasuara, dan sebaliknya. Tuker-tukeran data, Bismillah aja," kata pria 34 tahun itu.
Menimpali ujaran Iga, Coki mensyukuri keberadaan teknologi yang kian canggih, sehingga kedua band bisa berbagi aransemen via komunikasi daring. Dia mengatakan, ini pertama kalinya Kelompok Penerbang Roket ada di panggung virtual.
"Menurut gua, kreativitas nggak boleh tersumbat atau putus, harus adaptasi sama situasi. Semoga semua kembali baik," ungkap Coki.