REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa kehilangan menyelimuti desainer Tuty Adib ketika mendengar kabar berpulangnya Anne Rufaidah. Ia mengenang desainer busana Muslim itu sebagai sahabat dan sosok yang punya semangat tinggi.
"Semangatnya tinggi luar biasa untuk sembuh maupun andil dalam perkembangan tren fashion," ujar desainer Tuty kepada Republika.co.id.
Kendati usia kian bertambah, menurut Tuty, semangat Anne tetap muda layaknya di awal ia memulai karier. Kepeduliannya terhadap tren fashion Muslim sangat besar.
Di mata Tuty, Anne juga seorang pribadi yang memberikan contoh sangat bagus untuk para desainer lainnya. Desainer lulusan Seni rupa ITB itu adalah sosok pantang menyerah.
Tuty mengakui bahwa selama pandemi Covid-19, ia hanya berinteraksi secara daring dengan anggota Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), termasuk Anne. Dalam grup Whatsapp, Anne termasuk yang aktif membagikan kabar maupun inspirasi positif untuk yang lainnya.
Sebagai desainer senior, Anne terus mendorong Indonesia sebagai kiblat fashion Muslim dunia. Cita-cita itu bukan tidak mungkin, mengingat Indonesia dengan Muslim terbanyak, kekuatan budaya, dan tren fashion yang juga semakin berkembang.
Tuty mengatakan, untuk mewujudkan itu, tentu saja perlu bekerja bersama-sama, terus berkarya dan memberi inspirasi di dunia fashion. Ia mengatakan, hal tersebut merupakan mimpi bersama.
"Indonesia punya kekuatan budaya luar biasa dan kita bisa menjadi bagian inspirasi Tanah Air agar jadi kiblat fashion Muslim dunia," tutur desainer yang mengikuti ajang fashion week di London dan New York itu.
Desainer busana Muslim Anne Rufaidah meninggal dunia di RS Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat pada Kamis (9/7) dini hari. Ia berpulang dalam usia 58 tahun.