REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan obat Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc dan teknologi biologi Jerman BioNTech SE mengatakan pemerintah AS membayar 1,95 miliar dolar AS untuk vaksin Covid-19. AS membayar demi inokulasi 50 juta orang apabila vaksin yang mereka kembangkan aman dan efektif.
Kontrak 100 juta dosis yang per vaksin seharga 39 dolar ini tampaknya menggunakan dua dosis. Kontrak ini yang paling disetujui Amerika walaupun produsen vaksin di kesepakatan sebelumnya berniat membayar biaya pengembangan vaksin.
Pada Kamis (23/7) juru bicara Pfizer mengatakan perusahaan tempatnya bekerja dan BioNTech tidak menerima uang dari pemerintah kecuali vaksin mereka sukses di uji coba klinis besar dan berhasil diproduksi massal. Berdasarkan kesepakatan, pemerintah juga memiliki opsi untuk menambah 500 juta dosis.
Pfizer mengatakan, harga vaksin akan dinegosiasikan secara terpisah jika pemerintah memesan dosis tambahan. Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia AS (DHH) mengatakan jika berhasil masyarakat AS akan mendapatkannya secara gratis walaupun mungkin perusahaan asuransi akan ditagih.
Chief Executive Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaan ingin mencari untung dari vaksin tersebut. Ia juga mengatakan tidak menggunakan uang pemerintah dan mengandalkan modal perusahaan seharusnya membantu mempercepat pengembangan vaksin.
Chief Scientific Officer Pfizer Mikael Dolsten menuturkan perusahaannya berharap uji coba penting vaksin dapat mulai dilakukan pekan depan. Mereka sedang menunggu persetujuan regulator.
"Kami sudah memulai proses mengalokasikan botol vaksin ke berbagai situs klinis di AS dan tempat lain, kami melihat ke peta dan mendapatkan saran bagus dari CDC, di mana kami memiliki insiden Covid-19 terbesar," katanya.
Uji coba vaksin dapat lebih efektif apabila dilakukan di daerah yang tingkat penularannya tinggi. Vaksin sudah menunjukkan hasil yang menjanjikan di penelitan pada sejumlah kecil subjek manusia.
Vaksin memproduksi tipe antibodi yang dibutuhkan tubuh untuk melawan virus. Dalam uji coba itu subjek menerima dua dosis vaksin. Vaksin Pfizer/BioNTech menjadi salah satu kandidat terkuat dari 150 vaksin yang dikembangkan untuk melawan Covid-19 yang telah menewaskan 600 ribu jiwa di seluruh dunia.