Sabtu 25 Jul 2020 21:43 WIB

Banjir dan Longsor Terjang Desa di Bolaang Mongondow

10 desa di tiga kecamatan di Bolaang Mongondow, Sulut, terdampak banjir dan longsor.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Longsor (ilustrasi). Bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Longsor (ilustrasi). Bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Pemanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi beberapa bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor, di beberapa wilayah Indonesia jelang akhir pekan keempat Juli 2020. Salah satunya melanda sejumlah desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengutip data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow yang melaporkan banjir dan longsor terjadi di tiga kecamatan. "Bencana tersebut terjadi pada Sabtu (25/7), pukul 03.30 waktu setempat," kata dia seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/7).

Baca Juga

"Tiga kecamatan yang terdampak, yakni Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Tengah dan Dumoga Utara, sedangkan jumlah desa terdampak di tiga kecamatan tersebut sejumlah sepuluh desa," katanya.

Ia menyebutkan, desa-desa yang terdampak di tiga kecamatan sebagai berikut Desa Doloduo, Doloduo III, Ikhwan, Wangga Baru dan Wangga Baru (Kecamatan Dumoga Barat), Desa Kosio Induk dan Kosio Barat (Dumoga Tengah), Desa Dondomon, Dondomon Utara dan Dondomon Selatan (Dumoga Utara). 

Hingga saat ini, ia menyebutkan sebanyak 301 KK (905 orang) mengungsi ke rumah kerabat, sedangkan 259 rumah terdampak. Dampak lainnya yaitu berupa jalan penghubung Desa Doloduo III-Desa Toraut Amblas dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Ia menyebutkan terdapat sepuluh titik longsoran pada ruas jalan Doloduo-Molibagu sebagai akses penghubung Kabupaten Bolaang Mongodow dan Bolaang Selatan. 

"Di samping jalan penghubung, jembatan Kosio penghubung Kecamatan Dumoga Tengah dan Kecamatan Dumoga Barat amblas sepanjang 7 meter," ujarnya.

Pascakejadian, ia menambahkan, Bupati Bolaang Mongondow menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung pada 25 Juli hingga 7 Agustus 2020. BPBD dan dinas terkait lainnya telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan koordinasi dengan instansi terkait. 

"Alat berat dan jembatan darurat telah dikerahkan untuk membuka akses penghubung Desa Doloduo III dan Desa Toraut," ujarnya.

Sebelumnya, kejadian ini dipicu salah satunya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang jatuh di wilayah Bolaang Mongodow. Hujan menyebabkan debit Sungai Ongkag Dumoga dan debit Air Bendung Toraut meluap dengan tinggi muka air 50-200 sentimeter (cm). Kondisi pada pukul 17.30 waktu setempat menunjukkan cuaca mendung dan berawan tebal. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement