REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Platform Masyarakat Sipil Ankara, Turki (ASTP) pada Kamis menyerukan perlindungan Masjid Al-Aqsa dari pendudukan Israel dan menyerukan pembentukan forum Quds secara global.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Hari Arafah – forum itu meminta umat Islam di seluruh dunia, baik individu dan lembaga masyarakat, untuk meningkatkan kerja sama untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa "dari pendudukan dan mendukung perjuangan Palestina".
Al-Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia untuk umat Islam, sementara orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai "Gunung Kuil," mengklaim itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Platform ini juga mendesak Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk "bekerja keras untuk menggapai tujuan mulia ini, mengejar inisiatif diplomatik dan mengaktifkan mekanisme menuju perlindungan situs suci dan monumen warisan".
Seruan serupa dilakukan kepada PBB "untuk menegakkan semua resolusi yang diadopsi oleh komunitas internasional soal Yerusalem dan Masjid al-Aqsa, mengambil tindakan yang diperlukan, dan menjatuhkan sanksi terhadap penjajah [Israel] yang secara sistematis mengabaikan resolusi ini".
Platform itu menekankan perlunya mengambil tindakan terhadap pendudukan Israel, karena telah "menindas orang-orang Yerusalem dan menghilangkan identitas agama, budaya dan sejarah kota itu".
ASTP mendesak kesadaran global terhadap "distorsi dan penindasan yang diarahkan terhadap Yerusalem dan kota suci" dan menyerukan pembentukan "Forum Quds" di tingkat global untuk meningkatkan kerja sama dan solidaritas untuk Al-Aqsa.
Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota negara Yahudi yang "abadi dan tidak terbagi".