REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Berdasarkan perhitungan kantor berita Reuters jumlah kasus kematian terkait virus corona di Yaman pada Selasa (4/8) mencapai 500 orang. Walaupun organisasi-organisasi kemanusian menilai kemungkinan besar angkanya lebih tinggi.
Sekitar 80 persen populasi negara yang hancur karena perang itu mengandalkan bantuan kemanusiaan untuk hidup. Yaman terpecah dua kubu antara pemerintah yang didukung Arab Saudi diEden dan pemberontak Houthi di Sanaa.
Pemerintah yang didukung Arab Saudi mengkonfirmasi 1.740 kasus infeksi termasuk 499 kasus kematian. Tapi sejak 16 Maret lalu pemerintah Houthi tidak lagi mengumumkan jumlah kasus infeksi dan kematian virus korona.
Mereka sempat mengumumkan empat kasus infeksi dan satu kasus kematian. PBB mengatakan virus korona mungkin menyebar dengan cepat dan tak terdeteksi sehingga kemungkinan besar angka infeksi dan kematian lebih tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sejauh ini Yaman memiliki 1.738 kasus infeksi dan 500 kasus kematian. Tapi angka tersebut tidak memasukan angka dari pihak berwenang Houthi.
Juru bicara Kementerian Kesehatan pemerintah Yaman mengatakan angka virus korona dilaporkan setiap hari dan 'tidak ada yang disembunyikan'. Pihak berwenang Houthi tidak merespon permintaan angka virus corona.