REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapper asal Amerika Serikat (AS) Kanye West menegaskan bahwa memiliki masalah kesehatan mental bukan berarti gila. Gangguan bipolar yang dideritanya tidak kemudian menjadi sebuah kelemahan.
Hal itu ia ungkap dalam sebuah wawancara bersama Nick Cannon di Podcast Cannon’s Class. Dalam wawancara ini, ia juga mengaku siap menunjukkan kepada semua orang termasuk sesama rapper Jay-Z bahwa dirinya sangat berharga.
"Jadi saya pikir jika orang-orang menyebut saya gila, saya akan menunjukkan kepada mereka juga kepada Jay-Z bahwa saya tidak gila. Saya masih memiliki nilai," kata Kanye dalam wawancara.
Kanye kemudian menyinggung ihwal stigma negatif yang masih melekat pada pengidap gangguan kesehatan mental. Dan Kanye, tidak akan membiarkan stigma itu menghentikannya berkarya dan mengerjakan apa yang dia suka. Meskipun ia mengaku stigma negatif dan pengucilan itu terjadi di sekitarnya.
“Saya pernah berpikir, jika saya menjadi miliarder mungkin itu bisa membantu saya mengalahkan stigma. Jadi ini lucu, saya memiliki teman yang ketika seseorang berkata 'Kamu perlu minum obat', ia malah menghindari saya. Saya rasa itu seperti perlakuan terhadap orang kulit hitam 100 tahun lalu,” kata Kanye seperti dilansir dari Hollywood Life pada Rabu (9/9).
Kanye pertama kali terbuka tentang gangguan bipolar yang ia derita ketika wawancara di radio Big Boy pada Juni 2018. Kala itu, dia mengaku didiagnosa bipolar pada usia 39 tahun.
“Tapi seperti yang saya katakan di album, ini bukan disabilitas, ini adalah kekuatan super,” kata Kanye.
Namun ketika dia berbicara dengan Presiden Donald Trump di Oval Office pada Oktober 2018, dia tampaknya membantah diagnosis bipolar. Di depan Trump, Kanye mengatakan bahwa terjadi kesalahan diagnosis.
"Saya tidak didiagnosis bipolar namun hanya kurang tidur, dan itu dapat menyebabkan demensia selama 10 hingga 20 tahun ke depan,” kata Kanye.
Istri Kanye, Kim Kardashian secara terbuka berbicara tentang diagnosis Kanye di lebih dari satu kesempatan, termasuk ketika wawancara dengan Vogue pada 2019. Kim mengakui bahwa Kanye tidak cukup rutin meminum obat.
“Baginya, menjalani pengobatan sebenarnya bukan pilihan karena hanya mengubah siapa dirinya,” kata Kim.