Senin 14 Sep 2020 06:31 WIB

90 Personel Unifil Terkonfirmasi Positif Covid-19

Dalam tes pertama pada Ahad (13/9), Unifil mengonfirmasi 90 personel kena Covid-19.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Reiny Dwinanda
 Pasukan penjaga perdamaian Unifil berpatroli di Garis Biru yang memisahkan antara Israel dan Libanon, dekat desa Israel Metula, 28 Juli 2020. Sekitar 90 personel Unifil terkonfirmasi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Pasukan penjaga perdamaian Unifil berpatroli di Garis Biru yang memisahkan antara Israel dan Libanon, dekat desa Israel Metula, 28 Juli 2020. Sekitar 90 personel Unifil terkonfirmasi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Juru bicara pasukan United Nations Interim Force in Lebanon (Unifil) menyebut, sekitar 90 petugas perdamaiannya dikonfirmasi positif Covid-19. Tes yang dilakukan pada Ahad (13/9) diklaim menjadi kasus pertama yang dilaporkan.

Lebih lanjut, puluhan personel yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu telah dipindahkan ke fasilitas khusus Unifil. Menurut jubir, tempat khusus itu juga telah dilengkapi fasilitas untuk menangani Covid-19.

Baca Juga

Jubir mengatakan, 88 dari pasukan yang terinfeksi berasal dari kontingen yang sama. Tetapi, pihaknya tidak merinci kewarganegaraan dari 90 penjaga perdamaian yang terjangkit virus SARS-CoV-2 itu.

"Kami telah melakukan pelacakan kontak yang kuat dan menerapkan pengujian serta isolasi menyeluruh untuk mencegah wabah yang lebih besar," katanya, dikutip Arab News, Senin (14/9).

Berdasarkan informasi, sebanyak 45 negara ikut menyumbang pasukan penjaga perdamaian ke Unifil. Pasukan yang didirikan pada 1978 itu dibentuk untuk berpatroli di perbatasan antara Lebanon dan Israel yang secara teknis berperang.

Sebelumnya, pada Agustus lalu, PBB juga telah memperpanjang mandat misi perdamaian satu tahun. Meskipun, mandat itu juga mengurangi kapasitas pasukan dari 15 ribu menjadi 13 ribu tentara.

Sejauh ini, pasukan yang ditempatkan di perbatasan itu, terpengaruh dari kondisi dua negara yang mengalami lonjakan Covid-19. Di Lebanon, lonjakan kasus virus corona yang dikonfirmasi terjadi sejak ledakan 4 Agustus yang melanda pelabuhan Beirut.

Negara kecil Mediterania itu telah mencatat total 23.669 kasus Covid-19, termasuk 239 kematian sejak wabah dimulai pada Februari. Pada Sabtu lalu, pihak berwenang juga kembali mengumumkan 22 kasus virus corona di penjara Roumieh, pusat penahanan terbesar di negara itu yang telah lama terkenal karena kondisi buruk di beberapa bloknya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement