REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Beberapa perusahaan teknologi terbesar China memperluas operasinya di Singapura karena ketegangan meningkat antara Washington dan Beijing. Tencent dan Alibaba meningkatkan kehadiran mereka di negara kota itu, sementara pemilik TikTok, ByteDance, dilaporkan menginvestasikan miliaran dolar di Singapura.
Dianggap sebagai wilayah netral, Singapura memiliki hubungan baik dengan AS dan China. Hubungan antara Washington dan Beijing semakin tidak bersahabat, terutama karena masalah teknologi.
"Kami memperluas kehadiran bisnis di Singapura untuk mendukung bisnis kami yang berkembang di Asia Tenggara dan sekitarnya," kata pernyataan resmi Tencent dilansir BBC, Rabu (16/9).
Kantor regional baru ini digambarkan sebagai tambahan strategis untuk kantornya saat ini di Asia Tenggara. Aplikasi perpesanan WeChat milik Tencent menghadapi larangan di AS, bersamaan dengan TikTok, di bawah larangan pemerintahan Trump terhadap aplikasi dan perusahaan teknologi China. Donald Trump juga telah memberlakukan larangan pada perusahaan telekomunikasi China, Huawei.