Kamis 17 Sep 2020 20:03 WIB

Alasan Jokowi Prioritaskan Penanganan Covid-19 di 9 Provinsi

Jubir ungkap pertimbangan Jokowi prioritaskan penanganan Covid-19 di 9 provinsi.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar pemerintah memprioritaskan penanganan kasus covid-19 di sembilan provinsi. Kesembilan provinsi tersebut yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, dan Bali.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, sembilan provinsi tersebut diprioritaskan karena jumlah kasus aktif serta laju penambahan kasus yang tinggi. "Pertimbangan pemilihan provinsi prioritas ini adalah karena jumlah kasus aktifnya, laju insidensi atau kecepatan penambahan kasus, persentase kematian, laju kematian, dan karakteristik wilayahnya," jelas Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/9).

Baca Juga

Wiku menjabarkan, kasus di Sumatera Utara semakin meningkat dalam seminggu terakhir ini. Sebanyak 27 dari 33 kabupaten/kota masuk dalam kategori zona oranye dan satu kabupaten/kota tidak terdampak yakni Nias.

Menurut Wiku, 50 persen penyumbang kasus covid pun terpusat di Kota Medan. Karena itu, ia meminta agar pemerintah daerah setempat berupaya menekan terjadinya penularan kasus.

Selanjutnya di Provinsi DKI Jakarta. Wiku mengatakan, DKI Jakarta merupakan daerah dengan kenaikan kasus tertinggi kedua secara nasional dan peringkat pertama untuk jumlah kasus terbanyak. Ia menyebut, wilayah ibu kota ini menjadi perhatian utama karena seluruh daerahnya masuk dalam zona merah.  

"Tidak ada kota berzona kuning atau hijau di DKI. Ini jadi perhatian nasional agar kinerjanya bisa diperbaiki," ucapnya.

Wiku melanjutkan, di daerah penyangga ibu kota yakni Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, dan juga Depok menjadi penyumbang kasus tertinggi di Jawa Barat hingga 70 persen. Selain itu, di Provinsi Jawa Barat juga tak ditemukan daerah dengan zona hijau dengan kenaikan kasus positif sebesar 9,3 persen selama sepekan terakhir.

Berikutnya yakni di Provinsi Jawa Tengah. Wiku mengatakan terjadi penambahan kasus positif selama empat pekan berturut-turut. Bahkan, per 13 September mengalami kenaikan kasus mingguan sebesar 52 persen yang disumbang tertinggi oleh Kota Semarang.

"Persentase kematian ini juga lebih tinggi dari nasional yakni 6,45 persen," kata Wiku. 

Ia menyebut, 30 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah juga masuk dalam zona oranye. Di Provinsi Jawa Timur, Wiku menyebut angka kematian di daerah ini sangat tinggi. Bahkan, persentase kematiannya lebih tinggi daripada tingkat nasional yakni sebesar 7,25 persen.

Karena itu, ia menekankan agar pemerintah daerah bekerja sama dengan masyarakat menurunkan kasus kematian di wilayah ini. Ia menyebut, 35 persen kasus positif di Jawa Timur berasal dari Kota Surabaya.

"Apabila kita perbaiki kondisi di Surabaya akan berkontribusi cukup besar dalam kinerja Provinsi Jatim. 28 dari 38 kabupaten/kota berada di zona oranye," ujarnya.

Di Provinsi Bali, Wiku juga mengungkap terjadinya kenaikan kasus mingguan yang signifikan selama empat pekan berturut-turut. Selain itu, Bali juga menduduki peringkat keempat dengan insidensi kasus tertinggi yakni sebesar 171,39 per 100 ribu penduduk serta kenaikan kematian tertinggi selama sepekan terakhir sebesar 72 persen.

Selanjutnya yakni di Provinsi Kalimantan Selatan. Di provinsi ini ditemukan kenaikan kasus positif hingga 10,3 persen dengan persentase angka kematian sebesar 4,16 persen.

Lebih lanjut, pemerintah juga memfokuskan penanganan covid di Provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun terjadi penurunan kasus sebesar 18,7 persen pada pekan terakhir ini, namun pemerintah meminta agar daerah seperti Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Bone, Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi perhatian utama karena mengalami peningkatan kasus yang cukup tinggi.

"Proporsi kematian 2,85 persen dan Kota Makassar menyumbang 55,5 persen kematian di Sulawesi Selatan dalam pekan terakhir. Kami mohon perhatian untuk pimpinan Kota Makassar," ucap Wiku.

Terakhir yakni di Papua, Wiku mengatakan terjadi kenaikan kasus yang signifikan dalam lima pekan terakhir sebesar 43,2 persen dari pekan sebelumnya. Sedangkan angka kesembuhan mengalami penurunan dari 79,7 persen menjadi 76 persen.

"Ini harus ditingkatkan kembali agar banyak masyarakat segera sembuh dan selamat,"

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement