REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengumumkan pertemuan pemimpin Grup 20 atau G20 akan digelar virtual. Pertemuan yang dijadwalkan digelar pada 21 dan 22 November ini fokus membahas bagaimana caranya melindungi nyawa selama pandemi virus corona.
Dalam pernyataannya pada Senin (28/9), Arab Saudi mengatakan pertemuan G20 juga akan membahas upaya pemulihan pertumbuhan ekonomi dengan mengatasi kerentanan yang terungkap selama pandemi. Selain itu pertemuan membahas bagaimana membangun fondasi untuk masa depan yang lebih baik.
"Kontribusi G20 untuk membantu produksi, distribusi, dan akses terhadap diagnostik, terapi, dan vaksin lebih dari 21 miliar dolar AS," kata Arab Saudi dalam pernyataan tersebut.
G20 juga menyuntikkan dana sebesar 11 triliun dolar untuk menjaga perekonomian global. Kelompok 20 perekonomian terbesar di dunia itu juga meluncurkan penangguhan utang untuk negara-negara berkembang sehingga mereka dapat mengalihkan anggaran sebesar 14 miliar dolar untuk mengatasi pandemi virus corona.
G20 adalah forum internasional yang terdiri dari pemerintah dan gubernur bank sentral 19 negara dan Uni Eropa. Pertemuan tahun ini seharusnya digelar di Riyadh, Arab Saudi.
Dalam forum tersebut presiden, menteri keuangan, dan gubernur bank sentral membahas kebijakan yang dapat menjaga stabilitas ekonomi global. Indonesia masuk Grup 5 yang terdiri negara-negara Asia bersama China, Jepang, dan Korea Selatan.