Senin 05 Oct 2020 22:03 WIB

Vaksin Covid tak Bergantung Produsen Tunggal

Produksi vaksin akan dimulai setelah uji klinis tahap III selesai.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Honesti mengatakan, dengan kebutuhan vaksin Covid-19 yang tinggi, Holding BUMN Farmasi tidak bisa mengandalkan produsen tunggal.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir. Honesti mengatakan, dengan kebutuhan vaksin Covid-19 yang tinggi, Holding BUMN Farmasi tidak bisa mengandalkan produsen tunggal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan, kerja sama dengan produsen vaksin Covid-19 dari berbagai negara sangat dibutuhkan. Sejauh ini, Holding BUMN Farmasi telah menggandeng perusahaan asal China Sinovac dan UEA G42, dalam pengadaan bahan baku vaksin Covid-19.

Honesti menyampaikan, Sinovac telah berkomitmen menyediakan 15 juta dosis pada November dan Desember 2020, 35 juta dosis pada Januari hingga Maret 2021, dan 210 juta dosis pada April hingga Desember 2021.

Baca Juga

Proses produksi vaksin akan mulai dilakukan setelah uji klinis tahap III yang dilalukan di Bandung, Jawa Barat selesai. Honesti menyebut hasil uji klinis tahap III kepada relawan hingga saat ini berjalan lancar dan tidak menimbulkan indikasi apapun. 

"Insya Allah Januari atau awal Februari (2021) kita sudah bisa melakukan progam vaksinasi," ujar Honesti saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/10).