Ahad 18 Oct 2020 12:36 WIB

Korporasi Petani Buat Produksi Lebih Efisien

Korporasi petani akan membuat kualitas dan kuantitas produksi lebih baik.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengembangkan kawasan korporasi tanaman pangan banyak kabupaten untuk memperkuat kelembagaan petani melalui model bisnis yang dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, kemarin Kamis di Bogor (24/9), sosialisasi dan peningkatan SDM korporasi tanaman pangan yang menghadir perwakilan wilayah yang akan menjadi pilot project Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi atau lebih dikenal dengan Propaktani.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengembangkan kawasan korporasi tanaman pangan banyak kabupaten untuk memperkuat kelembagaan petani melalui model bisnis yang dilakukan secara berkelompok. Oleh karena itu, kemarin Kamis di Bogor (24/9), sosialisasi dan peningkatan SDM korporasi tanaman pangan yang menghadir perwakilan wilayah yang akan menjadi pilot project Program Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Berbasis Korporasi atau lebih dikenal dengan Propaktani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (Intani) membangun korporasi petani seluas seribu hektare di Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Yasid Taufik meyakini korporasi petani akan menjadikan produksi efisien.

"Kualitas dan kuantitas produksi lebih baik. Disampaing itu skala ekonomi memadai. Dengan skala ekonomi petani akan sejahtera,” kata Yasid dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (18/10).

Baca Juga

Sementara itu, Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika mengatakan, Korporasi Petani budidaya padi tersebut mengkolaborasikan para pemangku kepentingan sektor pertanian secara terintegrasi. Kolaborasi tersebut mulai dari budidaya hingga pascapanen.

“Ini salah satu upaya kami meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun kedaulatan pangan berbasis masyarakat,” ucap Guntur.

Intani juga menggandeng Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Begitu juga para pelaku industri pertanian mulai dari sarana produksi pertanian, permodalan, pendampingan, produksi pasca panen, teknologi, hingga pembeli hasil produksi.

Untuk melakukan monitoring dan evaluasi korporasi petani, Guntur memastikan Intani menggandeng perguruan tinggi melalui Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia. “CSPS melakukan pemetaan, kajian, monitoring dan evaluasi hingga analisis social return on investment (SROI),” kata Guntur.

Penanaman perdana Korporasi Petani sudah dilakukan kemarin (17/10). Langkah tersebut dilakukan oleh Ketua Umum Intani Guntur Subagja Mahardika. Ada pula, Kepala Pusat Penganekaragaman Pangan Kementerian Pertanian Yasid Taufik, Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono, Direktur Tanifund Edison Tobing, Direktur Utama PT Mitra Bumdes Nusantara (MBN) Agus Erhan, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) Budiono, GM PT Pupuk Kujang M Yudi dan KH Samsuri, dan pengasuh Pesantren Pemberdayaan Al-Muhtadin.

Direktur Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama Waryono mengapresiasi korporasi petani Intani. Sebab dalam prosesnya juga melibatkan pesantren sebagai hub dan penggerak masyarakat.

"Pesantren adalah penggerak pendidikan, sosial, dan ekonomi yang dapat menggerakan masyarakat,” ujar Waryono.

Sementara itu, Direktur Tanifund Edison Tobing memasyikan Tanifund dan Tanihub Group akan membantu permasalahan-permasalahan petani. Hal tersebut akan dilakikam baik dari permodalan, teknologi, maupun pasar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement