REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI), Prabowo Subianto, melaksanakan pertemuan bilateral dengan Menhan Prancis, Florence Parly. Kedua Menhan membahas kerangka kerja sama pertahanan ke depan, termasuk dalam upaya memajukan industri pertahanan dan penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia.
"Indonesia ingin terus mengembangkan kerja sama dengan Prancis di berbagai sektor pertahanan, termasuk dalam memperkuat alutsista TNI dan memajukan kapasitas industri pertahanan Indonesia sebagai bagian dari global production chain produk alutsista," ujar Prabowo dalam keterangan tertulis yang Republika.co.id terima, Jumat (23/10).
Prabowo dan Parly secara khusus membahas kerangka kerja sama pertahanan ke depan dalam pertemuan yang dilakukan di Kementerian Pertahanan Prancis, Paris, pada Rabu (21/10) lalu itu. Berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam mempererat kerja sama pertahanan kedua negara tahun ini, termasuk dalam upaya memajukan industri pertahanan Indonesia, disambut baik oleh kedua Menhan.
Dalam pertemuan itu juga, kedua Menhan membahas perkembangan situasi dan dinamika kawasan Indo-Pasifik. Prancis menaruh perhatian khusus terhadap kawasan Indo-Pasifik, mengingat selain memiliki teritori, sekitar 1,6 juta warganya berada di kawasan Indo-Pasifik. Dalam konteks ini, kedua menteri menegaskan pentingnya untuk terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan keamanan Kawasan.
Seperti diketahui, pada pertemuan Januari lalu, kedua Menhan sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama Bidang Pertahanan atau Defense Cooperation Agreement (DCA). Dalam kaitan itu, kedua Menhan meminta agar tim perunding dapat segera menyelesaikan DCA untuk dapat ditandatangani oleh kedua menteri pada akhir tahun ini. Rencananya itu akan menjadi bagian dari peringatan hari ulang tahun yang ke-70 hubungan diplomatik kedua negara.
Perjanjian tersebut akan memayungi kerja sama pertahanan secara komprehensif. Kerja sama pertahanan yang di maksud, yakni seperti kerja sama bidang pendidikan dan latihan militer, keamanan maritim, pemberantasan terorisme, pengembangan industri pertahanan hingga penguatan kapasitas dalam penanganan bencana seperti pandemi Covid-19 yang saat ini melanda kedua negara.
Pertemuan kedua Menhan yang kedua kalinya tahun ini disebut menunjukan semakin intensifnya komunikasi dan kerja sama pertahanan kedua negara meski sedang terdapat pandemi Covid-19. Itu tidak hanya terlihat dari intensitas komunikasi kedua menteri, tapi juga dengan kegiatan kelompok kerja Strategic Defense Equipment cooperation.
“Tidak saja terlihat dari intensitas komunikasi kedua Menhan namun juga dengan kegiatan kelompok kerja Strategic Defense Equipment cooperation yang sudah dua kali bertemu tahun ini,” kata Duta Besar RI untuk Prancis, Arrmanatha Nasir.
Kerja sama Indonesia-Prancis dibidang pertahanan selama ini dilandaskan kesepakatan kedua negara pada tahun 2017 melalui //Letter of Intent (LoI) atau Pernyataan Kehendak untuk peningkatan kerja sama pertahanan, termasuk kerja sama kelautan dan keamanan maritim. Setiap tahunnya sejak 2013, kerja sama pertahanan bilateral di beberapa bidang seperti pelatihan dan pendidikan, saling kunjung, dan pemberantasan terorisme dibahas melalui forum Dialog Pertahanan Indonesia-Prancis (Indonesia-France Defense Dialogue/IFDD).