REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pada Selasa malam (3/11) mengutuk penyerangan terhadap rumah-rumah Badui Palestina di Tepi Barat oleh pasukan Israel.
Penggerebekan di sisi timur Tubas menghancurkan 11 rumah pada Senin, menyebabkan setidaknya 85 orang kehilangan tempat tinggal termasuk 35 anak-anak. Shtayyeh meminta masyarakat internasional untuk mencegah penghancuran yang dilakukan Israel di daerah tempat tinggal komunitas Badui dan memberikan perlindungan kepada warga Palestina.
Dia mengatakan tindakan itu merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan mengganggu kemungkinan berdirinya negara Palestina merdeka. Dia mengatakan serangan terbaru terjadi ketika seluruh dunia sedang fokus pada pemilihan presiden AS dan serangan itu bertujuan untuk menutupi kejahatan oleh pasukan Israel.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan menurut hukum internasional, membuat semua permukiman Yahudi yang didirikan di sana ilegal.