REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pada hari-hari terakhir dalam hidupnya, Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu terlihat sering bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar segera dikaruniai mati syahid.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Ali memohon agar segera mati syahid, terlebih setelah melihat sebagian besar penduduk Irak tidak mau membela dirinya, bahkan membenci dirinya.
Suatu ketika Ali menyampaikan khutbah dan di sela-selanya dia berdoa: "Ya Allah, Sungguh aku telah membuat mereka jenuh, dan mereka pun telah membuatku jenuh, aku telah membuat mereka jemu, dan mereka pun telah membuatku jemu, maka tenangkanlah aku (dengan melepaskanku) dari mereka, dan tenangkanlah mereka (dengan melepaskan mereka) dariku", Mushannaf Abdurrazzaq.
Semakin dekat perjumpaannya dengan kematian, Ali semakin sering mengiba dalam doanya. Jundub menuturkan, Orang-orang berdesakan mengerumuni Ali hingga menginjak kakinya.
Ali kemudian berdoa, "(Ya Allah) sungguh aku telah membuat mereka bosan, dan mereka pun telah membuatku bosan, aku kesal kepada mereka, dan mereka pun kesal kepadaku, maka tenangkanlah aku dari mereka, dan tenangkanlah mereka dariku".
Akhirnya, Abdurrahman bin Muljam berhasil membunuh Ali bin Abu Thalib. Pembunuhan itu terjadi ketika sang Khalifah keluar rumah untuk melaksanakan sholat Subuh. Laki-laki licik itu menikam Ali dengan sebilah belati yang sudah diracun selama sepekan.
Selama Ali menjadi khalifah, dari tahun 35-40 H, setidaknya terjadi enam peristiwa penting: Perang Jamal, Perang Shiffin, Perang Nahrawan, perang terhadap siapa pun yang bersikap berlebihan terhadap Ahlul Bait, perluasan Masjidil Haram, serta penaklukan beberapa wilayah Persia dan sekitarnya.