REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk memiliki kemampuan membaca tantangan agroklimat dalam upaya mempercepat terwujudnya ketahanan pangan nasional. Hal ini disampaikan Mentan saat memberikan arahan langsung pada kegiatan Lokakarya Perhiptani, Selasa (24/11).
"Saya ingin kedepannya kemampuan PPL diatas rata-rata. Ini penting agar kita semua bisa menjangkau tantangan baru termasuk tantangan agroklimat yang ada. Karena itu kuasai teknologi," katanya.
Menurut Mentan, Perhiptani bisa menjadi lokomotif pasukan khususnya pertanian Indonesia dalam mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan yang berkonsep maju, mandiri dan modern. Karena itu, kata Mentan, pihaknya telah menyiapkan kelembagaan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yang terhubung langsung dengan pusat data Agriculture War Room (AWR).
"Kostratani menjadi sangat penting karena disitu kita bisa memutus hubungan yang bisa merusak jalur pertanian dan juga bisa memutus rantai pasok yang merugikan para petani," katanya.
Mentan menegaskan, sejauh ini sektor pertanian merupakan sektor penting yang mampu menopang perbaikan ekonomi nasional akibat krisis pandemi Covid berkepanjangan. Mengenai hal ini, Mentan menyampaikan bahwa pertumbuhan pertanian di kuartal III mencapai 2,15 persen. Bahkan pada kuartal I dan II sektor pertanian cenderung menunjukan hasil positif.
Adapun nilai ekspor pertanian Indonesia pada periode Januari-September mencapai Rp 304.57 triliun atau naik 10,12 persen. Nilai ekspor tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
"Capaian ini masih bisa terus terjadi. Untuk itu saya sedang berusaha agar di tahun 2021 semua pertanian sudah menggunakan cara yang modern dalam mendobrak produktivitas," tutupnya.