Rabu 25 Nov 2020 10:55 WIB

Testing Covid-19 Lebih Awal untuk Lebih Cepat Ditangani

Tes sejak awal diharapkan orang yang terinfeksi ditemukan dalam kondisi gejala ringan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air masih terjadi dan semua orang rentan tertular virus. Untuk itu masyarakat, terutama yang berisiko tinggi seperti tenaga kesehatan (nakes) didorong untuk melakukan pengetesan (testing) untuk mengetahui kepastian terinfeksi virus ini sejak awal dan segera mendapatkan penanganan.

Kepala Sub Bidang Tracking Satgas Covid-19 Kusmedi Priharto menjelaskan, virus ini tergolong baru dan perkembangannya tidak diketahui. "Sehingga jangankan orang awam, dokter saja bisa terinfeksi. Artinya tidak mudah untuk mendiagnosanya dan susah ditebak maka testing supaya tahu terjangkit (virus) atau tidak," ujarnya saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Masyarakat Bijak Sadar 3T, Selasa (24/11) lalu.

Baca Juga

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat atau profesi yang berisiko tinggi seperti dokter atau paramedis supaya lebih sering menjalani testing virus ini. Ia meminta pengetesan untuk tenaga kesehatan bisa dijalani minimal setiap sepekan atau dua pekan sekali, bergejala maupun yang tidak.

Selain itu, ia meminta masyarakat yang merasakan tidak enak badan bisa datang ke fasilitas kesehatan (faskes) kemudian mendapatkan pengarahan menjalani testing untuk mengetahui terinfeksi Covid-19. Selain itu ia meminta masyarakat setelah melakukan pertemuan atau berkumpul di tempat orang banyak namun tidak menerapkan protokol kesehatan yang benar maka bisa datang ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) untuk berkonsultasi mengenai kemungkinan kira-kira tertular atau tidak.