Selasa 15 Dec 2020 06:07 WIB

Pengelola Wisata Gunung Mas Ajak Masyarakat Berwisata Aman

Pengunjung yang datang ke perkebunan teh akan menerapkan protokol kesehatan.

Foto udara perkebunan teh milik PTPN VIII di Gunung Mas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Foto udara perkebunan teh milik PTPN VIII di Gunung Mas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengelola wisata Gunung Mas di Kawasan Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengajak masyarakat berwisata aman di tengah pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menikmati sejuknya suasana hijau perkebunan teh.

"Kami sudah menyiapkan sejumlah alat-alat sterilisasi, mulai pengecekan suhu tubuh di gerbang masuk kawasan. Kendaraan juga harus melewati bilik disinfektan. Kami juga sudah siapkan washtafel dan cairan handsanitizer di sejumlah titik," kata Asisten Administrasi Agro Wisata Gunung Mas, Ridwan Fauzan di Bogor, Senin (14/12).

Baca Juga

Tempat wisata di selatan Kabupaten Bogor itu berkonsep luar ruangan dan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat sesuai yang dianjurkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Ridwan menyebutkan, tempat wisata yang dikelolanya tersebut patut menjadi pertimbangan wisatawan mengisi waktu liburan bersama teman dan keluarga.

Wisata Gunung Mas sempat tutup total untuk menekan penularan Covid-19. Kawasan wisata klasik yang dikelilingi perkebunan teh ini baru kembali beroperasi pada 4 Juli 2020. 

Untuk menjamin keamanan wisatawan, manajemen memberlakukan protokol kesehatan secara ketat, meskipun kawasan Agro Wisata Gunung Mas didominasi ruangan terbuka. Ia mengatakan, selama penutupan, pengelola Gunung Mas melakukan sejumlah pembenahan dalam segi protokol kesehatan. 

Pembenahan termasuk pengecekan kesehatan rutin terhadap seluruh pegawai yang mencapai 98 orang. Hal ini agar pengunjung semakin merasa aman saat berinteraksi dengan petugas.

Di samping itu, pada malam pergantian tahun, awalnya manajemen Agro Wisata Gunung Mas menggelar pagelaran musik kelas internasional, Java Jazz yang bisa menarik puluhan ribu orang. "Akhir tahun ada yang kita cancel. Java Jazz karena kan kita tidak boleh menggelar event yang menarik kerumunan orang. Dari pengalaman sebelumnya, kalau event akhir tahun itu bisa sampai 15 ribuan orang yang datang," terang Ridwan.

Selain udara sejuk dan bersih, manajemen juga menyiapkan sejumlah penginapan eksklusif tersebar di seluruh kawasan. Pengunjung juga bisa menikmati kekayaan motif batik Nusantara sambil melihat langsung proses pembuatannya. 

Area camping ground yang luas, serta track jalur bersepeda juga bisa anda nikmati di lokasi tersebut. Pengelola juga menyiapkan area berkuda dan juga spot selfie yang instagramable.

Ridwan berharap, pengunjung yang datang menerapkan protokol kesehatan selama berada di lokasi. Ia menyakini, disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan akan sangat membantu upaya mengakhiri pandemi.

"Kita berharap pandemi segera berakhir agar dunia usaha, khususnya pariwisata kembali ke tatanan normal," kata Ridwan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement