REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Zweli Mkhize, mengumumkan, ilmuwan telah mengidentifikasi varian baru dari virus Corona yang mendorong gelombang kedua infeksi, Jumat (18/12). Laporan ini beberapa hari setelah Inggris menyatakan menemukan varian baru dari kasus peningkatan virus Corona.
"Kami telah mengadakan pengarahan publik hari ini untuk mengumumkan bahwa varian dari Virus SARS-COV-2, saat ini disebut Varian 501.V2, telah diidentifikasi oleh para ilmuwan genomik kami di Afrika Selatan," kata Mkhize.
Mkhize menyatakan, saat ini bukti yang telah dikumpulkan dan menunjukkan bahwa gelombang kedua yang terjadi di Afrika Selatan didorong oleh varian baru. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah menghubungi para peneliti Afrika Selatan yang mengidentifikasi varian baru tersebut.
WHO menyatakan tidak ada indikasi ada perubahan dalam cara virus jenis baru itu berperilaku. “Kami bekerja dengan mereka dengan kelompok kerja evolusi Virus SARS-COV-2. Mereka menumbuhkan virus di negara itu dan mereka bekerja sama dengan peneliti untuk menentukan perubahan apa pun dalam perilaku virus itu sendiri dalam hal penularan," kata ahli epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove dalam konferensi pers di Jenewa, Jumat.
Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan varian baru tampaknya menyebar lebih cepat dari sebelumnya. Namun, masih terlalu dini untuk menilai tingkat keparahannya dan kemampuan vaksin saat ini akan bekerja melawannya.
"Di Inggris mereka juga telah mengidentifikasi varian baru ... ada beberapa kesamaan antara dua garis keturunan ... ada juga jumlah mutasi yang serupa" kata anggota konsorsium genomik pemerintah Afrika Selatan, Prof Tulio de Oliviera.
Afrika Selatan telah mencatat jumlah infeksi virus Covid-19 tertinggi di Afrika, mendekati angka 900 ribu kasus. Lebih dari 20 ribu kematian terkait Covid-19 membuat pemerintah memperketat pembatasan pada masyarakat pekan ini.