REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat Wahyu Purnama mengatakan pada kuartal III 2020, ekonomi Sumatra Barat kontraksi pada level 2,87 persen year on year (yoy). Angka itu membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang kontraksi pada level -4,90 persen (yoy).
Menurut Wahyu, perbaikan ekonomi pada kuartal III 2020 sejalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dijalankan pemerintah pusat maupun daerah. "Selain itu, kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru yang diterapkan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat mendorong pembukaan kegiatan ekonomi sehingga permintaan secara umum mulai membaik," kata Wahyu, Kamis (24/12).
Wahyu menambahkan, berdasarkan pengeluaran, perbaikan ekonomi terjadi hampir pada semua komponen pengeluaran. Walaupun, masih mengalami kontraksi terutama pada konsumsi pemerintah, net ekspor dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Dari sisi lapangan usaha (LU), perbaikan ekonomi terutama bersumber dari penurunan kontraksi pada tiga sektor penopang utama, yaitu sektor transportasi dan pergudangan, sektor perdagangan besar-eceran, serta sektor konstruksi.
Wahyu memprediksi pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat akan terus membaik di kuartal IV 2020. Pertumbuhan ekonomi Sumatra Barat diprakirakan akan terus membaik sejalan dengan proses pemulihan ekonomi.
Di samping itu, lanjut Wahyu, libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) natal dan tahun baru diprakirakan juga akan meningkatkan permintaan pada kuartal IV 2020. Peningkatan permintaan diperkirakan akan mendorong kinerja konsumsi Rumah Tangga (RT).
"Dari sisi LU, perbaikan kinerja perekonomian pada kuartal IV 2020 terutama didukung oleh perbaikan kinerja LU transportasi dan pergudangan, perdagangan dan eceran serta industri pengolahan," ujar Wahyu.