REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Untuk pertama kalinya dalam sejarah baru-baru ini, Metro Moskow telah mempekerjakan pengemudi wanita. Dilansir di Al Arabiya, Senin (4/1), langkah itu dilakukan menyusul perubahan terbaru dalam undang-undang Rusia yang melarang wanita bekerja di berbagai profesi. Undang-undang itu telah menuai kontroversi selama ini.
Pengemudi kereta listrik wanita mulai bekerja untuk metro Moskow pun menorehkan sejarah karena merupakan pertama kalinya dalam sejarah modern. Dibangun pada era Soviet sebagai barang pameran Komunis, kereta metro secara historis dioperasikan oleh laki-laki karena pekerjaan itu terdaftar di daftar pekerjaan pemerintah yang dianggap berbahaya bagi kesehatan wanita.
Namun, larangan akses bagi perempuan ke banyak profesi dikritik secara luas. Karena itu, keputusan menteri tenaga kerja pada September tahun lalu memangkas jumlah profesi laki-laki dari 456 menjadi sekitar 100.
Pembenaran yang diambil ialah bahwa mengendarai kereta metro berbahaya karena itu berarti berada di bawah tanah untuk waktu yang lama. Akan tetapi, pembenaran demikian mendapat kecaman karena metro juga mempekerjakan wanita sebagai pembersih, kasir, dan pengawas eskalator.
Departemen transportasi Moskow mengatakan, karena otomatisasi proses mekanis, pengoperasian kereta tidak lagi terkait dengan pengerahan tenaga fisik yang berat. Pengajuan sebelumnya disetujui pada 2000 dan melarang wanita dari pekerjaan pertambangan dan pengerjaan logam, serta dari posisi seperti sopir bus, pelaut, penerjun payung, mekanik mobil, dan bahkan pembuat alat musik tiup.
Daftar baru yang akan berlaku pada 2021 membuka banyak kesempatan di antaranya untuk wanita. Kereta Api Rusia, perusahaan monopoli perkeretaapian negara, sebelumnya mengatakan akan mulai mempekerjakan pengemudi kereta api wanita pada 2021.