"Tapi kami juga harus mengatakan bahwa sangat sulit untuk mengukur seberapa kuat sebenarnya sebuah organisasi. Kami tahu bahwa koalisi pimpinan AS untuk memerangi ISIS kurang melaporkan kasus serangan oleh ISIS terutama di daerah pedesaan terpencil karena mereka bergantung pada pasukan keamanan Irak untuk melaporkan kasus tersebut," kata Foltyn.
Presiden Barham Saleh memimpin tokoh politik dalam mengutuk serangan itu. Dia mengatakan pemerintah akan berdiri teguh melawan upaya jahat ini untuk mengguncang Irak. Pihak global, seperti AS, PBB, dan Uni Eropa pun mengutuk keras serangan itu.
Kekerasan seperti itu biasa terjadi di Baghdad selama pertumpahan darah yang terjadi setelah invasi pimpinan Amerika Serikat (AS) pada 2003. Dengan kekalahan teritorial kelompok itu pada akhir 2017, bom bunuh diri di kota itu menjadi langka. Tembok beton Baghdad dibongkar dan pos pemeriksaan di seluruh kota disingkirkan.
ISIS merebut sepertiga dari Irak pada 2014 dan sangat dekat dengan ibu kota. Namun, pertempuran sengit selama tiga tahun oleh pasukan Irak mendorong mereka mundur.
Hanya saja, sel-sel kelompok tersebut terus beroperasi di daerah gurun dan pegunungan. Biasanya menyerang pasukan keamanan atau infrastruktur negara dengan serangan korban yang sedikit.