Senin 01 Feb 2021 16:47 WIB

Yang Diinginkan Jokowi Setelah Akui PPKM tidak Efektif

DPR menyarankan pemerintah meniru Turki yang sukses berlakukan lockdown akhir pekan.

Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo.
Foto:

Dalam rapat terbatas level kabinet akhir pekan lalu, Presiden Jokowi mengakui pelaksanaan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM selama 11-25 Januari 2021 ini dinilai tak efektif menekan laju penularan kasus Covid-19. Presiden menyebutkan, kebijakan PPKM ini tak berdampak pada penurunan mobilitas dan kegiatan masyarakat.

Laju penambahan kasus Covid-19 di sejumlah provinsi di Jawa dan Bali yang menerapkan kebijakan PPKM inipun tercatat masih tetap naik. Karena itu, Jokowi meminta agar pemerintah turut menggandeng pakar epidemiolog dalam memutuskan kebijakan menekan penularan pandemi .

Jokowi mengatakan, esensi dari kebijakan PPKM ini yakni membatasi mobilitas dan kegiatan masyarakat. Namun, implementasi kebijakan PPKM di lapangan dinilainya tak tegas dan tak konsisten. Hal ini pun membuat disiplin protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat di daerah yang menerapkan PPKM menjadi longgar

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai, pemerintah perlu mengevaluasi dan menyempurnakan pola lain untuk menekan tingginyan kasus penularan covid-19, termasuk usulan untuk melakukan lockdown akhir pekan.

"Ini kan juga ada usulan dari teman kami di komisi IX untuk melakukan lockdown di akhir pekan. Tentunya itu perlu dikaji oleh pemerintah dalam penyempurnaan PPKM ini apakah kemudian itu ikut dimasukkan atau bagaimna kita serahkan kepada pemerintah," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/2).

Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo menilai keberhasilan negara lain dalam menekan penularan covid-19 perlu dicontoh. Termasuk keberhasilan Turki dalam melakukan lockdown akhir pekan. Oleh karena itu ia menilai usulan tersebut perlu didiskusikan lebih lanjut oleh pemerintah.

"Perlu langkah yang maju lagi dan lebih berani lagi. saya kira nggak ada masalah itu, pantas untuk diidiskuksikan untuk cari yang terbaik mana yang baik strategi untuk di Indonesia," ujar politikus PDI Perjuangan tersebut.

Menurutnya tidak ada salahnya pemerintah melakukan hal yang berbeda dari kebijakan yang diterapkan sebelumnya. Prinsipnya jangan sampai secara ekonomi terdampak, namun dari statistik tidak ada perubahan secara signifikan.

"Perlu dilakukan satu langkah-langkah yang berbeda dengan sebatas PSBB maupun PPKM," ungkapnya.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional juga menanggapi usulan lockdown akhir pekan. Ia menganggap Covid-19 adalah pandemi yang luar biasa.

"Jangan dianggap kebijakan yang ada sudah bagus, bahkan sekarang bertambah berat," ungkapnya.

Sebelumnya usulan tersebut disampaikan Anggota Komisi IX Saleh Partaonan Daulay. Penerapannya, masyarakat tidak boleh keluyuran mulai Jumat malam pukul 21.00 hingga Senin pukul 05.00.

 

"Itu kan orang selama dua hari tiga malam itu nggak ada penyebaran virus kan sebenarnya, semua orang di rumah. Bisa nggak dicarikan alternatif seperti itu misalnya itu namanya lockdown akhir pekan," kata Saleh kepada Republika, Ahad (24/1).

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut meyakini usulannya tersebut mampu mengurangi penularan virus lantaran tidak ada aktifitas masyarakat di akhir pekan. Menurutnya, lockdown akhir pekan tersebut perlu dicoba lantaran pemerintah tidak sanggup menerapkan lockdown total.

"Lockdown total itu misalnya tiga bulan enggak boleh keluar semua. Lebih bagus lockdown akhir pekan aja," ujarnya.

 

photo
Indonesia dan Negara-Negara dengan 1 Juta Kasus Covid-19 - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement