REPUBLIKA.CO.ID, MUSKAT -- Oman mendorong program untuk mengganti pekerja asing dengan penduduk setempat pada Ahad (14/2). Kementerian Tenaga Kerja menyatakan, keputusan itu untuk mengalokasikan banyak pekerjaan berpendidikan tinggi kepada warga negara.
Pemerintah Oman dalam beberapa pekan terakhir telah mengintensifkan kebijakan lama yang dikenal sebagai Omanisasi. Aturan itu membantu menciptakan peluang kerja bagi warganya untuk menopang ekonomi yang melemah oleh harga minyak rendah dan krisis virus corona.
Dalam langkah terbaru untuk menciptakan pekerjaan bagi warga Oman, Kementerian Tenaga Kerja, mengatakan pekerjaan di bidang administrasi, keuangan, kemahasiswaan dan mahasiswa dan bimbingan karir akan diberikan kepada warga Oman. Mereka akan mengisi sebanyak 28 institusi pendidikan tinggi swasta negara itu. Warga Oman akan menggantikan orang asing di posisi itu ketika izin kerja yang ada telah habis.
Dalam perombakan sistem tenaga kerja untuk 2021, Kementerian Tenaga Kerja bulan lalu, mengatakan akan menaikkan biaya untuk mendatangkan pekerja non-Oman, menargetkan posisi senior dan khusus. Akan diadakan pula rencana untuk program pelatihan khusus sektor untuk warga Oman dan membuat manfaat bekerja di sektor swasta lebih dekat dengan yang diperoleh oleh pekerja di pekerjaan pemerintah.
Data Badan Statistik Nasional Oman menunjukan, jumlah pekerja asing di negara Teluk itu mulai turun pada 2018, meningkat dari tahun ke tahun sebelumnya. Pekerja asing di Oman turun 15,7 persen selama 2020, 4,2 persen pada 2019, dan 3,6 persen pada 2018..
Negara-negara Teluk sangat bergantung pada pekerja ekspatriat, di berbagai sektor mulai dari layanan keuangan hingga perawatan kesehatan dan konstruksi. Penguasa Oman, Sultan Haitham, telah mempercepat reformasi administrasi dan ekonomi yang sensitif sejak mengambil alih kekuasaan setahun lalu usai pendahulunya meninggal setelah setengah abad berkuasa.