REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investree telah menyalurkan pinjaman total Rp 8,3 triliun hingga akhir tahun 2020. Untuk pinjaman produktif sendiri, Investree salurkan Rp 5,7 triliun di tahun 2020 dengan TKB90 melebihi rata-rata industri.
Co-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi menyampaikan tahun 2020 merupakan tahun yang berat. Tingginya angka penularan Covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat memberikan dampak besar bagi kegiatan perekonomian.
Hampir semua sektor usaha merasakan imbasnya, bahkan tidak sedikit juga khalayak yang harus merasakan pemutusan hubungan kerja. Sektor UKM yang disebut sebagai tulang punggung ekonomi bangsa menjadi salah satu sektor yang terpukul di masa pandemi ini.
Melihat hal itu, selama 2020, Investree meningkatkan peran khususnya dalam menyediakan akses pembiayaan bagi UKM melalui teknologi informasi. Adrian mengatakan komitmen Investree tetap tinggi dalam membantu UKM Indonesia di tengah masa pandemi yang penuh tantangan.
"Kami tidak pernah berhenti memberikan dukungan akses pembiayaan kepada UKM di Tanah Air, hingga Desember 2020, total fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Investree sebesar Rp 8,3 triliun," kata Adrian dalam keterangan pers, Selasa (16/2).
Selain itu, khusus untuk pinjaman produktif, Investree telah mencairkan pembiayaan sebesar Rp 5,7 triliun, tumbuh 29 persen dibandingkan 2019. Angka tersebut ekuivalen dengan 10,5 persen dari total pembiayaan yang tersalurkan di Indonesia.
Saat ini, loan outstanding yang ada di Investree adalah sebesar Rp 835 miliar. Sekitar 15,6 persen dari total loan outstanding nasional. Investree mempertahankan kinerja pinjaman atau loan performance dengan nilai TKB90 di angka 98,5 persen atau sama dengan NPL 1,5 persen.
"Kami berhasil mempertahankan angka TKB90 di atas rata-rata nasional yakni 95,22 persen atau NPL 4,8 persen," jelas Adrian. Ini karena strategi Investree yang solid, berfokus pada pembiayaan rantai pasokan serta pemeliharaan risiko.