REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Amnesty International pada Kamis (25/2) menggelar demonstrasi di Paris menyerukan kepada Prancis agar melarang ekspor senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) atas pelanggaran hak asasi manusia di Yaman.
Demonstrasi, yang akan berlanjut setiap hari Kamis hingga 25 Maret, adalah bagian dari kampanye memperingati 6 tahun konflik di Yaman dan upaya menyoroti keterlibatan Prancis dalam krisis kemanusiaan terburuk di dunia, kata rilis Amnesty France di website-nya. Para pengunjuk rasa memegang spanduk bertuliskan slogan-slogan "Diam! kami mempersenjatai", "Kemunafikan Prancis", dan "Yaman tidak bisa menunggu".
Kelompok hak asasi manusia itu mengatakan tujuan dari aksi protes mingguan adalah untuk meningkatkan kesadaran di antara masyarakat umum "tentang risiko penjualan senjata Prancis."
Dengan melanjutkan penjualan senjata ke Arab Saudi dan UEA, negara-negara yang terlibat dalam konflik ini, Prancis menanggung risiko karena produknya digunakan melawan warga sipil," ungkap Amnesty International. Yaman dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.