Selasa 23 Mar 2021 14:00 WIB

Spanyol Perluas Rentang Usia Penerima Vaksin AstraZeneca

Rentang usia akan diperlebar dari 18-55 tahun menjadi 18-65 tahun.

Vaksin COVID-19 Astrazeneca sebelum diberikan kepada warga di Kecamatan Kota Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Vaksinasi COVID-19 AstraZeneca perdana secara massal diberikan kepada sekitar 2500 orang tokoh agama serta tokoh masyarakat Kabupaten Jombang yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA/Syaiful Arif
Vaksin COVID-19 Astrazeneca sebelum diberikan kepada warga di Kecamatan Kota Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (22/3/2021). Vaksinasi COVID-19 AstraZeneca perdana secara massal diberikan kepada sekitar 2500 orang tokoh agama serta tokoh masyarakat Kabupaten Jombang yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Spanyol akan memperluas rentang usia penerima vaksin COVID-19 AstraZeneca. Rentang usia akan diperlebar dari 18-55 tahun menjadi 18-65 tahun saat otoritas kembali menggunakan vaksin tersebut pekan ini.

Menteri Kesehatan Carolina Darias usai rapat kepala dinas kesehatan daerah, Senin (22/3) mengatakan otoritas pada akhirnya akan memperluas batas usia di atas 65 tahun jika didukung oleh panel kesehatan nasional dan tersedia pasokan vaksin yang cukup. Uji klinis tahap akhir utama di Chile, Peru dan Amerika Serikat menemukan bahwa vaksin AstraZeneca 79 persen ampuh dalam mencegah gejala COVID-19.

Baca Juga

Otoritas pekan lau mengatakan bahwa Spanyol akan menggunakan lagi vaksin AstraZeneca mulai Rabu ini. Negara tersebut dan juga sejumlah negara lainnya di Eropa sempat menghentikan suntikan AstraZeneca lantaran kekhawatiran kasus pembekuan darah.

Sekitar 20 persen relawan dalam uji klinis terbaru tersebut, yang hasilnya dipublikasi pada Senin (22/3), berusia 65 tahun ke atas. Pada riset sebelumnya, AstraZeneca hanya menyertakan  5,7 persen usia 65 tahun ke atas yang membuat sejumlah negara Eropa ragu-ragu menggunakan vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk kaum lansia.

Spanyol termasuk yang mengalami pandemi terparah di dunia dengan 3,2 juta kasus dan 73.000 lebih kematian COVID-19. Tingkat insiden COVID-19 masih stabil pada Senin dengan rata-rata 128 infeksi per 100.000 orang dalam 14 hari terakhir. Namun, pejabat Kementerian Kesehatan memperingatkan adanya perubahan tren baru-baru ini yang berpotensi meningkatkan jumlah infeksi.

"Virus belum ditaklukkan. Dalam jangkauan kami untuk menghindari lonjakan baru dan gelombang keempat," kata Darias saat jumpa pers.

sumber : antara/reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement