REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Palestina pada Jumat (26/3) menyambut baik pengumuman Washington untuk melanjutkan penyaluran bantuan untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mendeskripsikan langkah Amerika Serikat (AS) itu sebagai "langkah penting dalam arah yang benar" menuju perbaikan hubungan AS-Palestina.
Bantuan tersebut dihentikan selama pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump karena sikapnya terhadap masalah Palestina yang dianggap "bertentangan dengan keputusan legitimasi internasional."
Pada Kamis, AS mengumumkan akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga termiskin Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk pertama kalinya sejak dihentikan di bawah pemerintahan Trump.
Duta besar Washington untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan pada Kamis bahwa AS khawatir pandemi virus corona telah membebani kebutuhan ekonomi dan kemanusiaan rakyat Palestina.
Presiden AS Joe Biden memulihkan program bantuan untuk pembangunan ekonomi dan bantuan kemanusiaan untuk Palestina sebanyak USD15 juta yang akan diberikan dalam bantuan kemanusiaan untuk komunitas paling rentan di Tepi Barat dan Gaza.
Di bawah otoritas Trump, AS secara bertahap memotong bantuan keuangan yang telah dialokasikan untuk Palestina dalam anggaran AS selama beberapa dekade, termasuk menghentikan pendanaan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), dan memotong bantuan keuangan yang dialokasikan kepada Otoritas Palestina.