REPUBLIKA.CO.ID, NANGARHAR -- Pria bersenjata yang belum diketahui identitasnya menembak seorang petugas polisi perempuan hingga tewas di kota Jalalabad, Afghanistan timur pada Kamis (1/4). Itu adalah serangan mematikan kedua yang menargetkan perempuan di kota tersebut dalam seminggu terakhir.
Jenazah seorang polisi perempuan dibawa ke rumah sakit di kota Jalalabad. Juru bicara kepolisian Farid Khan mengatakan, dua tersangka telah ditangkap sehubungan dengan insiden tersebut. Namun Khan tidak memberikan rinciannya.
"Dia sedang dalam perjalanan ke pekerjaannya ketika orang-orang bersenjata menyerangnya," kata Khan.
Pada Selasa (30/3), pria bersenjata tak dikenal menembak dan membunuh tiga wanita petugas vaksin di Jalalabad. Insiden itu terjadi kurang dari sebulan setelah tiga pekerja media perempuan tewas dalam serangan yang diklaim oleh kelompok ISIS.
Gelombang pembunuhan telah melanda pusat-pusat kota sejak pembicaraan damai dimulai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan tahun lalu di Doha. Pembunuhan itu menargetkan perempuan profesional serta pegawai pemerintah, media dan anggota masyarakat sipil. Pemerintah menyalahkan Taliban atas insiden pembunuhan itu. Namun, Taliban menyangkal tudingan tersebut.
Selain insiden penembakan, pada Kamis, sebuah ledakan mengguncang sebuah pos pemeriksaan polisi di provinsi Herat barat. Juru bicara polisi Abdul Ahad Walizada mengatakan, ledakan telah menewaskan dua petugas dan melukai dua lainnya. Hingga kini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas ledakan itu.
Secara terpisah, seorang ulama terkemuka tewas pada Rabu di timur laut provinsi Takhar setelah sebuah bom kecil dipasang di kendaraannya. Pejabat setempat mengatakan, tiga lainnya terluka dalam ledakan itu.