Selasa 06 Apr 2021 11:31 WIB

HBA Kembali Naik Imbas Perang Dagang Australia-China

HBA April naik menjadi 86,68 dolar AS dibandingkan bulan Maret.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Memanasnya perang dagang Australia dan China berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batu bara. Tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Memanasnya perang dagang Australia dan China berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batu bara. Tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memanasnya perang dagang Australia dan China berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batu bara. Tensi dagang tersebut berimbas positif karena naiknya permintaan batu bara Indonesia ke China.

"Ini menjadi pemicu utama Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April naik 2,19 dolar AS per ton menjadi 86,68 dolar AS dari bulan Maret lalu," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta Jakarta, Selasa (6/4).

Baca Juga

Memburuknya hubungan Australia-China dipicu saat Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus corona pada April 2020. Sementara dari pihak Beijing menganggap hal tersebut bagian dari provokasi. 

"Larangan tidak resmi atas impor batu bara asal negeri Kangguru menyebabkan produksi dan logistik China ikut terganggu," ungkap Agung.

Pengurangan ekspor ini, sambung Agung, juga ditimbulkan oleh adanya gangguan pelabuhan NCIG di Newcastle. Apalagi sebagian besar ekspor Newcastle ditujukan ke pelanggan jangka panjang di Asia Timur, seperti China, Jepang dan Korea Selatan. Batu bara yang dikirim dari Newcastle sendiri merupakan batu bara termal berkalori tinggi yang digunakan di pembangkit listrik, bersama dengan beberapa jenis batubara yang digunakan untuk membuat baja.

Faktor lain yang menjadi penyebab kenaikan HBA April adalah meningkatnya permintaan kebutuhan batu bara dari Jepang serta adanya sentimen terkait menurunnya suplai dibanding permintaan batu bara secara global.

Di samping faktor permintaan dan pasokan, perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batu bara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Sebagai catatan, nilai HBA sejak tahun 2021 cukup fluktuatif. Dibuka pada level 75,84 dolar AS per ton di Januari , HBA mengalami kenaikan pada bulan Februari 87,79 dolar AS per ton sebelum sempat turun di Maret 84,49 dolar AS per ton.

Nilai HBA bulan April ini akan dipergunakan pada penentuan harga batu bara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement