REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Toto Pranoto, menilai perlu ada pembagian peran yang jelas antara anak usaha PT Wijaya Karya (Persero), PT Wijaya Karya Realty dengan Hotel Indonesia Natour (HIN) dalam holding hotel.
Dengan peran yang jelas, ucap Toto, HIN dan Wika Realty akan bisa lebih optimal dalam mengembangkan industri hotel BUMN dalam holding hotel. Toto mengatakan pengembangan holding hotel menjadi salah satu upaya dalam pemulihan ekonomi dalam sektor pariwisata.
"Perlu diantisipasi seberapa jauh kompetensi Wika Realty di sektor ini. Apakah mereka akan kelola seluruh hotel tersebut secara operasional atau sebatas di kepemilikan saja," ujar Toto kepada Republika di Jakarta, Ahad (18/4).
Toto mengatakan Wika Realty memang memiliki pengalaman mengelola hotel dalam beberapa tahun terakhir. Kendati begitu, ucap Toto, HIN memiliki pengalaman operasional yang lebih panjang dalam bisnis hotel tersebut. Selain itu, grup HIN juga memiliki grup hotel yang berada di beberapa lokasi strategis.
"Perlu dipikirkan langkah strategis berupa pembagian peran supaya tidak terjadi benturan kepentingan atau gesekan di antara mereka," ucap Toto.
Toto menyebut Wika Realty sebaiknya fokus di bidang ownership dan pembangunan infrastruktur penunjang hotel. Sementara HIN bisa lebih fokus sebagai operator pengelola semua hotel yang dimiliki holding tersebut.
"Dengan pembagian peran yang jelas maka holding hotel ini diharapkan bisa menciptakan value creation, terutama strategi yang tepat supaya bisa bertahan di era pandemi ini dan bisa bertumbuh pesat di era pascapandemi," kata Toto menambahkan.