REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan Indonesia sudah menjalankan berbagai langkah sebagai bentuk mitigasi perubahan iklim dan mendorong kolaborasi internasional demi mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). Ketika ditemui usai menutup acara Peningkatan Kapasitas Negosiator Perubahan Iklim di Jakarta pada Senin (19/4), Wamen LHK Alue mengatakan langkah-langkah mitigasi Indonesia telah dipaparkan secara jelas dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) untuk menurunkan emisi GRK.
"Kita tetap berupaya mencegah deforestasi dan degradasi hutan, bagaimana memulihkan gambut dan mangrove termasuk implementasi low impact logging," kata Alue.
Dalam sektor energi, pengalihan dari energi konvensional ke energi terbarukan juga terus dilakukan seperti salah satunya menggunakan sampah sebagai sumber energi listrik baru. Terkait NDC Indonesia untuk menurunkan GRK, sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030, Alue menegaskan Indonesia sudah menjalankan berbagai langkah mencapainya sejak meratifikasi Perjanjian Paris pada 2016.
"Sudah kita jalankan sebetulnya sampai 2030 nanti kita jalankan komitmen yang 29 persen itu. Yang kita dorong itu bagaimana kolaborasi internasional," kata Alue.
Jelang Konferensi Perubahan Iklim PBB (UN Climate Change Conference of the Parties/COP) ke-26 di Glasgow, Inggris pada akhir 2021, Indonesia tidak memperbarui target NDC tapi meningkatkan langkah dari sisi adaptasi. Dalam dokumen NDC terbaru Indonesia, terdapat penjelasan yang lebih terperinci pada elemen adaptasi dan implementasi serta komitmen baru dalam pengelolaan laut, lahan basah dan program adaptasi lain terhadap perubahan iklim.