Pada Selasa, menlu AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengatakan pemilihan presiden Suriah "tidak akan bebas dan tidak adil". Assad menjadi pemenang dalam setiap pemilu sejak dia mengambil alih kekuasaan pada tahun 2000 sebagai pewaris ayahnya, Hafez al-Assad.
Keputusan untuk mengadakan pemilihan dibuat terlepas dari konflik militer yang sedang berlangsung, kurangnya solusi politik yang terlihat, kegagalan negosiasi antara oposisi dan rezim, dan penggusuran lebih dari 10 juta warga Suriah baik sebagai pengungsi atau pengungsi internal.
Selain itu, sekitar 40 persen negara itu tidak berada di bawah kendali rezim Assad.
Suriah telah mengalami perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga.
Sekitar setengah juta orang tewas dan lebih dari 12 juta harus meninggalkan rumah mereka dalam satu dekade terakhir.