REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir akan mencabut pembatasan pencegahan Covid-19, termasuk melonggarkan penutupan awal pertokoan dan restoran mulai 1 Juni mendatang. Sejak 6 Mei pertokoan, mal dan restoran ditutup pukul 21.00 waktu setempat pascalonjakan kasus.
Mesir memberlakukan pembatasan ketat pada awal pandemi, dengan menutup wilayah udara dan menerapkan jam malam guna memerangi penyebaran virus corona. Namun, sebagian besar tetap beroperasi sejak Juni 2020.
Sebagai bagian dari upaya penyelamatan sektor pariwisata, otoritas merampungkan vaksinasi terhadap pegawai di semua hotel di Provinsi Sinai Selatan dan Laut Merah dan berencana memvaksinasi seluruh warga di dua resor Hurghada dan Sharm el-Sheik, menurut kabinet pada Ahad (30/5).
Pendapatan pariwisata, sumber utama mata uang asing bagi Mesir, merosot 70 persen pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Sektor pariwisata biasanya menyumbang hingga 15 persen dari produk domestik bruto.
Menteri Pariwisata Khaled El-Enany menyatakan optimistis menyambut lebih banyak pengunjung tahun ini dengan jumlah yang terus meningkat sejak Januari menjadi sekitar setengah juta wisatawan setiap bulan. Mesir secara resmi mengonfirmasi 260.659 kasus Covid-19, termasuk 15.001 kematian hingga Sabtu (29/5).
Akan tetapi, pejabat dan pakar beranggapan jumlah kasus Covid-19 sebenarnya jauh lebih tinggi, namun tidak tercermin dalam data pemerintah sebab rendahnya tingkat tes Covid-19 dan pengecualian hasil tes mandiri.