Kamis 10 Jun 2021 07:12 WIB

Daerah dengan Covid-19 Terkendali Diminta Tetap Waspada

Ada lonjakan kasus dan keterisian tempat tidur rumah sakit di 13 kabupaten/kota.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Petugas menyemprotkan disinfektan ke pengemudi kendaraan pengangkut pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 saat masuk di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). Pemindahan pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 dari Kudus terus dilakukan secara bertahap agar dapat penanganan lebih cepat dan mudah terpantau.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Petugas menyemprotkan disinfektan ke pengemudi kendaraan pengangkut pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 saat masuk di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/6/2021). Pemindahan pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 dari Kudus terus dilakukan secara bertahap agar dapat penanganan lebih cepat dan mudah terpantau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mewanti-wanti daerah dengan kasus Covid-19 yang masih terkendali untuk tetap waspada dan bersiap dengan peluang lonjakan kasus. Peringatan ini disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 merespons lonjakan kasus dan keterisian tempat tidur rumah sakit di 13 kabupaten/kota di Indonesia. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, daerah dengan kasus Covid-19 yang masih cukup terkendali perlu menjalankan langkah taktis sebagai upaya pencegahan. "Layaknya domino effect bahwa upaya pencegahan adalah upaya pengendalian utama. Lalu jika kondisi tidak memungkinkan, yang terlihat dari kasus yang terus naik, maka blok domino pertama akan jatuh dan upaya tambahan lainnya, atau blok berikutnya ikut jatuh," kata Wiku dalam keterangan pers, Rabu (9/6). 

Baca Juga

Upaya preventif yang dimaksud Wiku, yang pertama adalah meningkatkan peran posko dan PPKM mikro sebagai garda pengendalian covid di masyarakat termasuk melakukan tracing sedini dan seluas mungkin. Kedua, mencegah penularan di level keluarga sebagai lapisan pencegahan penularan covid-19 melalui penegakan protokol kesehatan. Juga vaksinasi untuk populasi rentan.

"Ketiga, mencegah penularan di komunitas berupa pemantauan kegiatan ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan yang aman covid secara aktif dan tegas yang diikuti pelaksanaan vaksinasi khususnya pada populasi kunci atau produktif," kata Wiku. 

Langkah keempat, melakukan manajemen karantina terpusat untuk meminimalisir peluang penyebaran virus dengan memastikan fasilitas karantina terpusat dimiliki daerah dan penerapan prokes yang ketat. 

Terakhir, melakukan konversi tempat tidur RS, dari tempat tidur reguler menjadi tempat tidur untuk pasien Covid-19. "Sehingga pembelajaran yang dapat kita ambil adalah melakukan pengendalian covid19 tidak perlu kita tunggu kondisinya tidak terkendali untuk antisipasi. Upaya preventif sebelum kuratif. Karena lebih efektif untuk dapat menyelamatkan lebih nyawa dan cegah kerugian material yang lebih besar," kata Wiku. 

Satgas Covid-19 memprediksi, kenaikan kasus Covid-19 masih akan terjadi hingga beberapa minggu ke depan pascalibur Idul Fitri. Saat ini, Pulau Jawa berkontribusi terhadap 52,4 persen kasus nasional.

Wiku juga mengatakan, terdapat 25 kabupaten kota yang berkontribusi besar pada kenaikan kasus secara nasional. Satgas juga mencatat terdapat sembilan kabupaten kota yang saat ini berada pada situasi yang mengkhawatirkan dengan kenaikan kasus lebih dari 100 persen dan angka keterisian tempat tidur atau BOR yang lebih dari 70 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement