Kamis 24 Jun 2021 13:37 WIB

OJK Tegaskan Vaksinasi Faktor Penting Pulihkan Ekonomi

Percepatan vaksinasi akan menciptakan kekebalan komunal yang mendukung mobilitas

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke warga, (ilustrasi). OJK menyatakan vaksinasi bisa membantu pemulihan ekonomi nasional.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 ke warga, (ilustrasi). OJK menyatakan vaksinasi bisa membantu pemulihan ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong upaya percepatan vaksinasi di tengah tingginya laju penyebaran Covid-19. Hal ini menjadi faktor penting agar stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah upaya mendorong pemulihan ekonomi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan percepatan vaksinasi akan menciptakan kekebalan komunal yang mendukung mobilitas masyarakat dengan protokol kesehatan yang ketat, sehingga perekonomian bisa kembali bergerak.

Baca Juga

“Tingginya penyebaran Covid-19 saat ini telah menjadi perhatian dan OJK akan mencermati dampaknya terhadap potensi peningkatan risiko pada sektor jasa keuangan yang tercermin dari indikator keuangan meskipun sampai saat ini masih termitigasi dengan baik seiring langkah percepatan laju vaksinasi,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Kamis (24/6).

Menurutnya saat ini OJK sedang menggelar vaksinasi massal bagi sektor jasa keuangan dan masyarakat dengan target minimal 345 ribu orang hingga Juli 2021. “Kegiatan ini sudah diawali di Jakarta dan beberapa kota pada pekan lalu yang dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo," ucapnya.

Selain itu, OJK mengambil langkah cepat bersama dengan Kepolisian Republik Indonesia menindak pinjaman online ilegal yang berpotensi melanggar hukum. Masyarakat dirugikan karena tingkat bunga yang sangat tinggi serta waktu peminjaman yang tidak transparan, penyebaran data pribadi hingga penagihan yang disertai ancaman dan kekerasan.

OJK yang tergabung dalam Satgas Waspada Investasi secara rutin sudah melakukan cyber patrol dan menutup aplikasi atau website pinjaman online ilegal tersebut. Edukasi ke masyarakat juga terus dilakukan OJK bersama SWI untuk tidak memanfaatkan pinjaman online ilegal dan hanya menggunakan fintech lending resmi terdaftar dan berizin OJK.

OJK mencatat, data perekonomian domestik terkini masih menunjukkan pemulihan yang terus berlanjut sejalan dengan perbaikan ekonomi global terutama di negara-negara ekonomi utama dunia. Hal ini seiring laju vaksinasi dan penanganan pandemi.

"Namun demikian, beberapa downside risks masih perlu diwaspadai antara lain potensi kenaikan laju kasus harian karena varian baru di tengah kelangkaan stok vaksin, tekanan inflasi dari sisi penawaran, dan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) yang lebih dini," ucapnya.

Di tengah perkembangan tersebut, pasar keuangan domestik dilaporkan tetap terjaga stabil. Tercatat IHSG per 18 Juni 2021 tercatat ke level 6.007 atau menguat satu persen mtd, sejalan dengan perkembangan pasar saham negara berkembang lainnya.

Sedangkan pasar SBN terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun 12 bps di seluruh tenor. Investor nonresiden juga mencatatkan net buy sebesar Rp 3,89 triliun di pasar saham dan Rp 21,09 triliun di pasar SBN.

Kredit perbankan pada Mei lalu meningkat sebesar Rp 32,23 triliun namun secara tahunan masih terkontraksi sebesar minus 1,23 persen yoy dengan nilai kontraksi yang semakin kecil.

"Perbaikan ini meneruskan tren positif selama empat bulan ke belakang seiring berjalannya stimulus Pemerintah, OJK, dan otoritas terkait lainnya," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement