REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Candi Borobudur merupakan mahakarya yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan dan rekam jejak peristiwa dan fenomena masyarakat Jawa kuno. Candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah itu memiliki narasi visual panel relief yang sarat akan makna, mulai dari nilai hidup, moral, pengetahuan agama, sejarah, budaya, dan seni, termasuk musik.
“Kita banyak belajar melalui Borobudur, salah satu keajaiban dunia yang menyimpan 1.460 relief,” ujar Sandiaga dalam Konferensi Internasional Sound of Borobudur bertajuk ‘Music Over Nations: Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik’ di Magelang, Jawa Tengah, dan juga secara daring, Kamis (24/6).
Relief-relief itu menegaskan bahwa masyarakat Jawa kuno telah mengenal berbagai macam seni pertunjukan, mulai dari seni drama, tari, sastra, hingga musik. Singkatnya, pada tahun 700–800 Masehi, seni musik telah melekat pada kegiatan ritual upacara, budaya, dan hiburan masyarakat, sebagai media ekspresi, komunikasi, dan diplomasi.
Dari itu semua terkuak bagaimana jejak peradaban dan relasi yang dimiliki Indonesia dengan dunia internasional. Sandiaga pun menganggap kini saat yang tepat untuk menggali sumber pengetahuan dari Candi Borobudur, yang menggaungkan nilai-nilai universal yang terdapat pada reliefnya.
"Ternyata, nilai toleransi, menghargai keberagaman, persahabatan antarbangsa telah dijunjung leluhur kita. Kita perlu belajar dari sini,” kata Sandiaga.
Menurut Sandiaga, Sound of Borobudur akan menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai pusat musik dunia, tetapi juga pusat tradisi dunia. Ajang ini juga dapat membangun sebuah gerakan bersama di tingkat dunia untuk menggali dan menghidupkan kembali jejak persaudaraan lintas bangsa yang diwariskan oleh leluhur Indonesia melalui musik.
Sound of Borobudur diharapkan menjadi perpustakaan dan pusat musik dunia, berdasarkan bukti yang ada di dalam relief dan dikuatkan oleh karya ilmiah yang ditulis oleh para akademisi yang ahli di bidangnya. Selain itu, ada juga bukti dari aspek cultural studies, arkeologi, antropologi, etnomusikologi, dan sejarah.