REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ulama sekaligus Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia, Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, menulis sebuah kolom yang dimuat di laman Washington Post. Artikel tersebut membicarakan tentang Islamofobia
Al-Issa mengawali dengan menyebutkan peristiwa serangan teror islamofobia terhadap keluarga Muslim Kanada pada bulan ini. Ini terjadi dua tahun setelah seorang pria bersenjata membunuh 51 Muslim di belahan dunia lain, di sepasang masjid di Christchurch, Selandia Baru.
"Dalam menghadapi kebencian yang tidak ada artinya seperti itu, banyak yang bertanya apa lagi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa Muslim. Satu jalan ke depan dimulai dengan sederhana: Biarkan Muslim menceritakan kisah mereka sendiri," jelasnya.
Menurut Al-Issa, kaum Muslim sering kali tidak memiliki hak pilihan atas kisah-kisah mereka yang paling traumatis sekalipun. Awal bulan ini, sebuah film berjudul "They Are Us" diumumkan, yang dibintangi Rose Byrne sebagai Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
Film ini tidak berfokus pada Muslim yang terbunuh dan keluarga mereka yang berduka, tetapi pada pengalaman Ardern tentang serangan teror. Bahkan ketika menggambarkan contoh terburuk dari Islamofobia Barat selama bertahun-tahun, peran pendukung Muslim dikurangi. Film tersebut dikecam oleh Ardern sendiri, yang mengatakan bahwa kisahnya “bukan yang harus diceritakan.”