Selasa 06 Jul 2021 05:32 WIB

Prancis, Jerman, dan China Dorong Kesepakatan Nuklir Iran

Tiga pemimpin setuju kesepakatan harus dilakukan sesegera mungkin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.
Foto: AP/Iranian Revolutionary Guard/Sepa
Dalam foto file ini dirilis 16 Januari 2021, oleh Pengawal Revolusi Iran, sebuah rudal diluncurkan dalam sebuah latihan di Iran. Upaya awal pemerintahan Biden untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 mendapat tanggapan awal yang dingin dari Teheran. Meskipun hanya sedikit yang mengharapkan terobosan di bulan pertama pemerintahan baru, garis keras Iran menunjukkan jalan yang sulit di depan.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden China Xi Jinping sepakat masih ada 'jendela peluang' untuk meraih kesepakatan nuklir 2015. Tiga pemimpin tersebut menggelar pertemuan via video Senin (5/7).

Seorang pejabat Pemerintah Prancis mengatakan, tiga kepala pemerintahan itu sepakat negosiasi kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) harus 'segera' dicapai dan risiko proliferasi nuklir harus dihindari. Pejabat tersebut meminta namanya tidak sebutkan karena peraturan kantor kepresidenan Prancis.

Baca Juga

Tiga pemimpin pemerintahan tersebut juga setuju, kesepakatan harus 'dilakukan sekarang' untuk menghindari ancaman terhadap kawasan. Ia menambahkan pesan tersebut untuk mendorong negosiator menyelesaikan negosiasi yang mengalami kebuntuan selama berbulan-bulan.

Dalam negosiasi yang sudah digelar selama enam bulan di Wina, Austria, negara-negara yang masih tergabung dengan JCPOA yakni Rusia, China, Jerman, Prancis, Inggris dan Iran mencoba menyelesaikan isu mengenai bagaimana Amerika Serikat (AS) bergabung kembali ke kesepakatan tersebut. Kemudian bagaimana Iran kembali mematuhi persyaratan dalam perjanjian itu.

Pada 2018, AS di bawah Donald Trump menarik Washington dari perjanjian tersebut. Namun Presiden Joe Biden ingin AS kembali bergabung.

Negosiasi terakhir mengenai hal ini dilakukan pada 20 Juni lalu. Belum diketahui kapan pertemuan untuk kembali ke meja perundingan dimulai kembali.

JCPOA bertujuan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Teheran selalu membantah ingin memproduksi senjata pemusnah massal tersebut.

Prancis dan Jerman mengatakan Macron, Merkel, dan Xi juga membahas hubungan Uni Eropa dengan Cina. Mereka mendiskusikan perdagangan internasional, perlindungan iklim dan keanekaragaman hayati dan kerja sama dalam mengatasi pandemi Covid-19.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement