Jumat 23 Jul 2021 16:40 WIB

Hari Raya Idul Adha yang Suram di Gaza

Pembatasan Israel menyebabkan krisis ekonomi dan kelangkaan barang.

Rep: Mabruroh / Red: Ani Nursalikah
Hari Raya Idul Adha yang Suram di Gaza. Umat Muslim Palestina mengikuti shalat Idul Adha hari pertama di Kota Gaza, Selasa, Juli. 20, 2021. Selama Idul Adha, atau Hari Raya Kurban, umat Islam menyembelih domba atau sapi untuk membagikan sebagian dagingnya kepada orang miskin.
Foto:

"Saya punya dua putra dan satu putri yang sedang kuliah. Dan saya harus membiayai kuliah mereka untuk kuliah semester depan yang akan dimulai satu bulan lagi. Biaya universitas tidak terjangkau, dan saya tidak tahu bagaimana menyiapkannya," katanya.

Setelah perang Israel, banyak keluarga miskin di Gaza hanya mengandalkan bantuan keuangan Qatar untuk dibelanjakan sebelum Idul Fitri. Salah satunya adalah Ibrahim Fayyad (33), seorang pekerja konstruksi. Ia biasanya menerima 300 dolar AS sebulan, tetapi sekarang menganggur. Padahal ia memiliki lima anak yang tinggal di Beit Hanoun.

Larangan masuknya bahan mentah ke Gaza telah mempengaruhi hampir 90 persen pabrik. Hal ini pada gilirannya merumahkan sebagian besar pekerja mereka. Sehingga, ia sangat bergantung pada bantuan eksternal sebesar 100 dolar AS (Rp 1,4 juta) untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

“Saya tidak dapat menerima bantuan selama dua bulan dan karena itu tidak dapat membeli pakaian baru untuk anak-anak saya untuk merayakan Idul Adha seperti anak-anak lain di Gaza. Saya tahu bantuan ini tidak cukup untuk keluarga saya, tetapi jumlah ini dalam situasi saya saat ini lebih baik daripada tidak sama sekali,” kata Fayyad.

Dia menambahkan pendudukan Israel menghentikan membuatnya menganggur. "Dan mereka mencegah saya menerima bantuan," ujar Fayyad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement