REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Rusia pada Senin mendesak "pembebasan segera" presiden Guinea dan menyerukan kepada kedua pihak untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Moskow menentang "setiap upaya perubahan kekuasaan anti-konstitusional".
Pada hari Minggu, Presiden Guinea Alpha Conde ditahan oleh tentara yang dipimpin oleh seorang kolonel tentara, yang mengumumkan penahanan tersebut di televisi pemerintah.
"Kami menuntut pembebasan Alpha Conde dan kekebalannya dijamin. Kami menganggap perlu untuk mengembalikan situasi di Guinea ke jalur konstitusional sesegera mungkin. Kami mendesak semua kekuatan politik Guinea untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut dan untuk bekerja menuju penyelesaian damai dari situasi saat ini melalui negosiasi," kata pernyataan Rusia.
Pernyataan itu juga mengungkapkan kunjungan Menteri Luar Negeri Guinea Ibrahima Khalil Kaba ke Moskow, yang dijadwalkan pada 7 September, dibatalkan di tengah situasi di negara Afrika Barat itu.
Conde, yang berkuasa selama lebih dari satu dekade, ditahan oleh tentara yang dipimpin oleh Kolonel Mamadi Doumbouya, yang menuduh presiden telah mempersonalisasikan politik dan tidak cukup berbuat untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial negara itu.
Langkah itu diprotes oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengecam keras "setiap pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan senjata" dan menyerukan "pembebasan segera Presiden Alpha Conde".