REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan holding ultramikro yang terdiri atas BRI, Pegadaian, dan PNM, dapat meningkatkan porsi permodalan untuk sektor ultra mikro dan UMKM hingga 30 persen. Erick menyebut proporsi permodalan untuk UMKM Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura sebesar 39 persen, Malaysia dan Thailand yang sebesar 50 persen, atau dengan Jepang sebesar 65 persen dan Korea Selatan dengan 80 persen.
"Bapak presiden menekankan keberpihakan terhadap UMKM menjadi keharusan, targetnya 30 persen dahulu karena dari 57 juta UMKM, 52 persennya belum memiliki akses pendanaan formal," ucap Erick, Selasa (28/9).
Erick meminta holding ultramikro tak hanya membantu pembiayaan, melainkan juga mendampingi ultra mikro dan UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan model bisnis pascacovid.
Erick memaparkan hanya 12,5 persen UMKM yang tidak terdampak pandemi lantaran mampu memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk. Sementara 87,5 persen UMKM lain mengalami tekanan besar akibat pandemi.
Erick mendorong holding ultramikro memberikan kemudahan dan kecepatan layanan dalam membantu para pelaku UMKM yang terdampak pandemi melalui sinergi co-location. "Dengan holding ultramikro kita harap ada akses bunga lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik dengan co-location sentra layanan ultra mikro (senyum) jadi kantor bersama, terjadi efisiensi sehingga ultra mikro dan UMKM bisa naik kelas dan dapat pendalaman produk finansial, pendampingan, dan pemberdayaan serta peningkatan kapabilitas," kata Erick menambahkan.
Muhammad Nursyamsi