Selasa 05 Oct 2021 14:44 WIB

Rumania akan Tangguhkan Operasi Non-darurat demi Atasi Covid

Kasus Covid-19 Rumania telah meningkat delapan kali lipat selama sebulan terakhir.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Dalam file foto 4 September 2021 ini, seorang pria menerima vaksin Johnson & Johnson di dalam bus yang berfungsi sebagai unit vaksinasi COVID-19 seluler di Bucharest, Rumania.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Dalam file foto 4 September 2021 ini, seorang pria menerima vaksin Johnson & Johnson di dalam bus yang berfungsi sebagai unit vaksinasi COVID-19 seluler di Bucharest, Rumania.

REPUBLIKA.CO.ID, BUCHAREST - Pihak berwenang Rumania akan menangguhkan kegiatan operasi non-darurat di rumah sakit pemerintah di seluruh negeri selama sebulan dan memindahkan staf untuk mengatasi gelombang pasien Covid-19 yang meningkat. Demikian kata Wakil Menteri Dalam Negeri Raed Arafat.

Jumlah kasus harian infeksi virus corona baru di Rumania telah meningkat delapan kali lipat selama sebulan terakhir ke rekor tertinggi. Rumania memiliki tingkat vaksinasi Covid-19 terendah kedua di Uni Eropa (UE). Rumania juga merupakan salah satu negara anggota UE dengan tingkat kematian tertinggi akibat Covid-19.

Baca Juga

Pada Senin (4/10), Rumania hanya memiliki tiga tempat tidur perawatan intensif yang tersedia di rumah sakit dan pemerintah sedang berjuang untuk menambah lebih banyak lagi. Pandemi Covid-19 sejauh ini menewaskan 37.677 orang di negara itu.

Tayangan televisi menunjukkan para pasien dengan tangki oksigen di bangku dan di tempat tidur berdesakan di lorong rumah sakit di ibu kota Rumania, Bucharest. "Kami tidak melihat stabilisasi atau penurunan jumlah kasus dan kami terpaksa mengeluarkan perintah 30 hari (menangguhkan kegiatan operasi non-darurat)," kata Arafat kepada wartawan pada Senin malam.

"Unit-unit darurat di rumah sakit telah menciptakan ruang di mana pasien Covid-19 dapat dirawat. Begitu tempat perawatan intensif tersedia, mereka dipindahkan, tetapi lebih banyak lagi yang akan menggantikan mereka," ujarnya.

Namun, Arafat mengatakan keadaan darurat, seperti wanita hamil dan pasien kronis dalam pengobatan, dikecualikan dari aturan penangguhan tindakan operasi. Rumania juga akan meminta obat-obatan dari negara-negara lain Uni Eropa karena persediaan obat-obatannya sedikit dan mempertimbangkan untuk meminta tangki oksigen.

Rumania memvaksin sepertiga lebih sedikit dari populasi orang dewasanya di tengah ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga negara dan penyebaran informasi yang salah. Sekitar 40 persen staf medis dan pengajar di Rumania tidak divaksin.

"Unit-unit perawatan intensif seperti neraka. Dan ini baru permulaan, situasinya sekarang paling kritis dalam pandemi ini," kata Wakil Presiden Asosiasi ICU Rumania, Dorel Sandesc, kepada stasiun televisi lokal Digi 24.

"Kami seperti (berada di) Bahtera Nuh yang meluap yang membuat begitu banyak orang mati-matian berpegangan," ujar Sandesc.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement