REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menuturkan, mendekatkan pos-pos vaksinasi di tengah-tengah lingkungan warga menjadi salah satu terobosan yang dilakukan dalam mempercepat vaksinasi. Selain metode rutin vaksinasi yaitu berbasis fasilitas pelayanan kesehatan, Pemerintah juga membuka alternatif lain yang bersifat massal berupa pos-pos/sentra vaksinasi yang dilakukan melalui kerjasama kemitraan dengan pihak swasta dan masyarakat.
Dukungan kemitraan baik berupa tempat layanan, tenaga tim vaksinator, edukasi dan mobilisasi masyarakat, sarana dan prasarana juga efektif mempercepat pencapaian target vaksinasi. Namun ia tak memungkiri terdapat sejumlah hambatan dalam pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Salah satunya yakni ketersediaan vaksin Covid-19 yang masih terbatas hingga beredarnya hoaks di tengah masyarakat.
"Kita sebenarnya ingin sekali menyelesaikan vaksinasi ini sesegera mungkin, karena kita memilki komitmen yang kita dan animo masyarakat juga cukup baik, tapi karena memang kita bukan produsen vaksin terpaksa kita menunggu pengiriman vaksin dari berbagai negara produsen vaksin," kata Nadia , Rabu (20/10).
Nadia mengungkapkan saat ini vaksinasi baru mencapai angka 55 persen dan masih 235 juta dosis vaksin yang akan datang bertahap dari Oktober ini sampai bulan Desember. Selain keterbatasan vaksin, hambatan lain adalah proses distribusi vaksin. Terlebih, Pfizer dan Moderna yang memiliki metode rantai dingin yang khusus.
"Ini yang juga menjadi tantangan kita," ujarnya.
Selain itu, berita dan informasi bohong juga menjadi hambatan vaksinasi di Tanah Air. Salah satu terdampak yakni vaksinasi untuk lansia yang baru mencapai 7,6 juta orang atau 35 persen dari 21,5 juta orang sasaran.
"Artinya ada lansia yang belum mau divaksin. Walaupun sejak awal lansia sudah diprioritaskan, tapi ternyata kecepatan vaksinasi lansia ini masih sangat lambat karena masih banyak lansia yang masih salah persepsinya dan menolak divaksin, persepsi yang salah ini mereka menerima informasi hoaks," jelasnya.
Berdasarkan hasil assesment yang dilakukan Kemenkes, kini daerah yang menyelenggarakan PPKM Level 1 terus bertambah menjadi 18 kabupaten/kota, level 2 di 157 kabupaten/kota dan level 3 di 211 kabupaten/kota. Pemerintah pun mengizinkan tempat permainan anak-anak di pusat perbelanjaan boleh dibuka di Kabupaten/Kota Level 2 dengan syarat tertentu dan kapasitas bioskop di wilayah level 1 dan 2 dinaikkan jadi 75 persen.
Terkait dengan vaksinasi COVID-19, saat ini cakupannya telah mencapai 172 juta sasaran. Rinciannya 108 juta telah mendapatkan vaksin dosis pertama, 63 sudah mendapatkan akses vaksiansi lengkap dan 1,4 juta vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Kemenkes juga menyatakan, saat ini target vaksinasi per hari pun sudah diangka 2 hingga 2,2 juta suntikan. Dengan laju vaksinasi yang terus meningkat, diperkirakan hingga akhir tahun cakupan vaksinasi COVID-19 mencapai 300 juta suntikan, 168 juta orang dapat dosis pertama, 122 juta orang dapat dosis lengkap.