REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid, Antara
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan keoptimisannya Indonesia akan mampu menyuntikkan 290-300 juta dosis vaksin di akhir tahun nanti. Ia yakin sebanyak 168 juta dosis untuk vaksin pertama atau 80 persen dan 123 juta dosis suntik kedua atau 59 persen dari target populasi tercapai pada di akhir 2021.
Budi mengatakan, Indonesia mendapatkan pujian dari pemerintah Amerika Serikat karena mampu menyuntik 2,3 juta dosis vaksin Covid-19 per hari. Pujian ini disampaikan saat dia bersama Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu
"Suntikan harian 2,3 juta per hari. (Angka ini) lebih besar dari Amerika Serikat dan suntikan kita sempat dipuji saat Pak Menko Marinves ke Amerika," kata Budi dalam konferensi pers daring, Senin (25/10).
Budi menjelaskan, saat ini jumlah dosis vaksin yang sudah diberikan kepada masyarakat mencapai 182 juta. Sebanyak 113 juta atau 54 persen dari target populasi sebesar 208 juta orang telah menerima suntikan dosis pertama dan 68 juta atau 32 persen diberikan untuk suntikan kedua atau dosis lengkap.
Ia pun optimis Indonesia akan mampu menyuntikkan 290-300 juta dosis vaksin yang terdiri dari 168 juta dosis untuk vaksin pertama atau 80 persen dan 123 juta dosis suntik kedua atau 59 persen dari target populasi pada akhir tahun nanti. Sementara untuk stok vaksin Covid-19, saat ini terdapat 248 juta di mana 237 juta sudah didistribusikan dan 182 juta sudah disuntikkan.
"Jadi kita masih ada stok di semua provinsi sebesar 55 juta," kata Budi.
Vaksinasi Covid-19, menurut Menkes mengemban misi sosial dalam upaya kita bersama untuk mengurangi laju penularan sekaligus melindungi seluruh masyarakat Indonesia. “vaksinasi bukan untuk melindungi diri sendiri. Dengan vaksin, kita bisa lindungi keluarga, tetangga, dan seluruh masyarakat Indonesia” kata Menkes.
Kemenkes, sambungnya, terus berupaya meningkatkan percepatan vaksinasi. Selain membuka vaksinasi massal dengan bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi, Unit Pelaksana Teknis di bawah Kemenkes, seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), RS Vertikal, Poltekkes, di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada KTP.
“Salah satu strategi pemerintah adalah mengupayakan ketersediaan vaksin dan mempercepat program vaksinasi sehingga semakin banyak masyarakat terlindungi,” katanya.
Khusus di luar Jawa-Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto menyebut baru empat provinsi yang capaian vaksinasi dosis keduanya di atas rata-rata vaksinasi nasional. Empat provinsi itu yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, dan Jambi.
"Sedangkan 23 provinsi lain capaiannya di bawah nasional atau rata rata di bawah 32,67 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin (25/10).
Sedangkan, untuk capaian vaksinasi dosis pertama juga masih rendah, yakni baru lima provinsi yang di atas rata-rata vaksinasi nasional. Lima provinsi tersebut Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara.
Airlangga mengungkap, 22 provinsi lainnya masih di bawah nasional. "Dan ini arahannya untuk terus diakselerasi dan Bapak Presiden memberi catatan khusus untuk Papua, Aceh, Sumatra Barat dan Sulawesi Barat untuk terus ditingkatkan karena mereka adalah salah satu yang terendah di level 24 sampai 33 persen," ujar Airlangga.