REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan membutuhkan tambahan sekitar 58,7 juta dosis vaksin COVID-19 untuk menyasar kelompok usia 6 hingga 11 tahun di Tanah Air. "Vaksin untuk usia anak 6 sampai 11 tahun itu ada 26,4 juta, jadi mungkin ada butuh tambahan 58,7 juta yang ini juga belum ada dianggaran kita," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX yang diikuti dari YouTube DPR RI di Jakarta, Senin (8/11).
Budi mengatakan, vaksin anak yang sudah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) di luar negeri, yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer. Vaksin ini diterima dengan kondisi dan pengemasan yang berbeda dari setiap jenisnya.
"Sinovac dan Sinopharm untuk vaksin anak dosisnya sama, tapi kalau Pfizer itu dosisnya diturunin ke 3 mikrogram," katanya.
Budi mengatakan, vaksinasi untuk anak umumnya diberikan di sejumlah negara dengan cakupan vaksinasi mencapai 50 persen. Ia mengatakan, kelompok lanjut usia lebih memiliki risiko tertular SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang lebih tinggi dari kelompok anak.
"Kalau kita lihat risiko paling tinggi itu orang tua bisa 12 persen, risiko paling rendah itu anak-anak angkanya sekitar di bawah 1 persen, mungkin 0,05 persen," ujarnya.
Bila dibandingkan dengan risiko kesakitan hingga dirawat di rumah sakit maupun kematian, kata Budi, lansia lebih tinggi sekitar 20 hingga 30 kali lebih berisiko dari anak. "Di Indonesia sekarang masih lumayan rendah masih 40-50 persen. Memang prioritasnya vaksin yang ada kita berikan ke lansia dulu sampai selesai untuk memastikan mencegah jangan sampai nanti ada kasus kenaikan," katanya.
Budi menambahkan, kebutuhan vaksin tambahan untuk kelompok anak saat ini sudah persiapkan dalam anggaran 2022. Pengajuan anggaran itu termasuk pembelian vaksin booster untuk satu kali suntik dan bantuan vaksin booster untuk masyarakat penerima bantuan iuran (PBI) yang berkenaan dengan Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, kata Budi menambahkan.
"PBI maupun juga untuk anak ini sudah kita rencanakan untuk masuk ke anggaran tahun depan karena ada 26,4 juta usia 6 sampai 11 dan itu butuh 58,7 juta dosis karena ini harus dua kali suntik," katanya.