Senin 06 Dec 2021 19:41 WIB

Tawaran Polri ke Eks Penyidik KPK Jadi Jalan Tengah

Keputusan Kapolri beri ruang ke eks penyidik KPK memberantas korupsi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan (tengah) bersama sejumlah mantan pegawai KPK memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti Sosialisasi Pengangkatan, Orientasi dan Pelatihan PNS Tahun 2021 di Gedung Transnational Crime Center (TNCC) Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2021). Dalam kegiatan tersebut Novel Baswedan bersama 43 mantan pegawai KPK lainnya telah mengisi surat perjanjian dan menyatakan kesediaannya menjadi ASN Polri dan akan mengikuti tes asesmen pada Selasa (7/12).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan (tengah) bersama sejumlah mantan pegawai KPK memberikan keterangan kepada wartawan usai mengikuti Sosialisasi Pengangkatan, Orientasi dan Pelatihan PNS Tahun 2021 di Gedung Transnational Crime Center (TNCC) Mabes Polri, Jakarta, Senin (6/12/2021). Dalam kegiatan tersebut Novel Baswedan bersama 43 mantan pegawai KPK lainnya telah mengisi surat perjanjian dan menyatakan kesediaannya menjadi ASN Polri dan akan mengikuti tes asesmen pada Selasa (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Johan Budi, menanggapi keputusan 44 eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menerima tawaran Polri untuk jadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut Johan yang dilakukan eks penyidik KPK merupakan jalan tengah.

"Jalan tengahnya untuk apa? Jalan tengah kebuntuan antara teman-teman di TWK itu dengan pimpinan KPK yang deadlock," kata Johan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/12).

Baca Juga

Politikus PDIP itu juga meyakini, keputusan Polri tersebut juga disetujui Presiden. Kemudian dirinya juga melihat langkah yang dilakukan kepolisian merupakan upaya untuk memberi ruang kepada eks penyidik KPK seperti yang mereka inginkan yaitu berkiprah di dalam pemberantasan korupsi.

"Bagaimana posisinya di Polri, itu yang saya belum tahu. Masuk ke Polri itu nanti kan harus ada jelas kan mereka di mana, kemudian sebagai apa, ini yang saya belum dapat informasi lengkap. Yang saya tahu kan mereka jadi ASN di Polri, itu," jelasnya.

Ia menyebut, sampai saat ini belum ada rapat khusus dengan Kapolri untuk membicarakan khusus terkait hal tersebut. Dia juga mengaku belum berkomunikasi lagi dengan para eks penyidik KPK. Namun dalam sebuah talkshow, ia menangkap bahwa mereka mengapresiasi ajakan kepolisian tersebut.

"Ya pesannya tetaplah memberantas korupsi," ungkapnya.

Untuk diketahui dari 57 eks KPK, 44 nama di antarnya menerima tawaran menjadi PNS Polri. Delapan nama memilih menolak, dan empat lainnya masih menunggu konfirmasi, sampai Selasa (7/12). Novel Baswedan merupakan salah satu yang menerima tawaran tersebut.

Novel menerangkan, pilihannya menerima tawaran menjadi ASN Polri karena adanya kesamaan misi dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam upaya baru pemberantasan korupsi. “Saya melihat penjelasan Pak Kapolri, seperti adanya kesungguh-sungguhan untuk pemberantasan korupsi, terutama bidang pencegahan,” kata Novel.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement