Senin 20 Dec 2021 07:26 WIB
Rayakan Hari Pekerja Migran Internasional 2021.

Kepala BP2MI: Kami Terus Bekerja untuk Kemudahan PMI

Saat ini, ada 9 juta pekerja migran Indonesia yang tersebar di 150 negara penempatan.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, dalam  acara Migrants Day 2021 di kantor BP2MI, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/12).
Foto: Istimewa
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, dalam acara Migrants Day 2021 di kantor BP2MI, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Peringatan Hari Pekerja Migran Internasional tahun ini dilaksanakan secara sederhana,. Namun, dengan tidak mengurangi makna dan penghormatan kepada para Pekerja Migran Indonesia (PMI).” 

Begitulah penggalan dari sambutan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, dalam  acara Migrants Day 2021 di kantor BP2MI, Jakarta Selatan pada Sabtu (18/12). 

Benny mengaku, perayaan Hari Pekerja Migran Internasional tahun ini tidak dilangsungkan besar-besaran. Pasalnya, Indonesia masih berada dalam suasana duka akibat bencana erupsi Gunung Semeru dan tenggelamnya kapal di Johor Bahru, Malaysia yang menelan korban jiwa.

Dia mengatakan, walaupun selama dua tahun terakhir kerja BP2MI terganggu akibat pandemi Covid-19, namun hal tersebut tidak menghentikan penempatan PMI sebanyak 113 ribu PMI di tahun 2020 dan 56 ribu di tahun 2021. “Ini adalah tanggung jawab yang harus diemban di tengah minimnya anggaran yang dialokasikan kepada BP2MI. Anggaran BP2MI hanya sekitar Rp 260 miliar, padahal ada 9 juta PMI yang tersebar di 150 negara penempatan,” ungkap Benny dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (20/12).

Lebih lanjut, Benny juga memaparkan, berbagai inovasi yang telah dicapai oleh BP2MI terkait pelayanan dan pelindungan kepada PMI. Seperti fasilitas lounge dan fast track bagi PMI di bandara, yang juga akan disediakan di bandara-bandara yang menjadi gerbang keberangkatan para PMI. 

“Kami juga telah membangun Command Center sebagai pusat kendali dari BP2MI yang memiliki single big data sebagai upaya pelindungan kepada para PMI. Tak hanya itu, tapi dibuat juga Peraturan BP2MI Nomor 09 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biayan Penempatan PMI bagi sepuluh sektor jabatan,” papar Benny.

Benny menggunakan, kesempatan ini pula untuk mengapresiasi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. “Erick Thohir menyatakan dengan bangga bahwa dia adalah mantan PMI. Pernyataan tersebut menjadi inspirasi bahwa menjadi PMI adalah pekerjaan terhormat,” puji Benny. 

Kerja sama dengan BUMN, lanjut Benny, juga terwujud dalam dukungan berupa 24 unit mobil  ambulans untuk 24 Unit Pelaksana Teknis (UPT) BP2MI di seluruh Indonesia, serta program Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari Bank Negara Indonesia (BNI). “Kami akan terus bekerja untuk menyiapkan segala kemudahan dan kemurahan bagi PMI,” pungkas Benny.

Ucapan selamat Hari Pekerja Migran Internasional juga dilayangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin. Ma’ruf Amin memberikan apresiasi, khususnya kepada PMI yang tersebar di seluruh dunia. “Bekerja di luar negeri, di lingkungan yang asing dan jauh dari rumah pasti tidak mudah. 

"Namun, saya harap para PMI nantinya dapat kembali ke Tanah Air dengan berbekal pengetahuan dan jejaring bagi untuk memperkuat dirinya sendiri, keluarga, dan komunitasnya,” ujar Ma’ruf.

Selain Wakil Presiden Republik Indonesia, sambutan dan apresiasi juga disampaikan secara langsung di lokasi acara oleh Wakil Ketua II Komite III DPD RI, Evi Apita Maya; Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Livia Istania DF Iskandar; dan Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM, Iwan Kurniawan.

Acara dilanjutkan dengan pemberian penghargaan PMI Award untuk orang-orang inspiratif yang terbagi menjadi tiga kategori. Untuk kategori PMI dan Tokoh Pejuang Keadilan dan Kemanusiaan, penghargaan diberikan kepada Parti Liyani, Etty Thoyib, mendiang Adelina Sau, Sugiyem, Almh. Tuti Turtilawati, dan Anis Hidayah. 

Kategori kedua yaitu Purna PMI Wirausahawan diraih oleh Sulistianingsih, Nurchaeti, Wahyudi Chandra, Sutriyana Bambang Sutrisno, Roni Noila, Ida Susiwanti, dan Asmuni. Kategori ketiga, yakni PMI inspiratif diperoleh oleh Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Nuryati Solapari, Siti Hafsoh, Dwi Tantri, Yanuar Nugroho, Arif Muhammad (Mak Beti), Farida Nurhan (Omay), Heni Sri Sundani

Nasri, Habiburrahman, dan Yohanes Saban.

Lebih lanjut, dilakukan pula pengumuman 20 pembaca puisi terbaik yang bertajuk “Mereka Adalah Kita” karya Erick Thohir yang sebelumnya diperlombakan. Sejumlah 20 pembaca puisi tersebut telah disaring oleh dewan juri yang terdiri dari Jose Rizal Manua, Pong Hardjatmo, dan Ngatawi Al Zastrouw dari 292 video yang masuk. Para pemenang akan mendapatkan hadiah senilai total Rp 100 juta.

Hadir pula dalam gelaran ini, baik secara langsung maupun virtual, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Pungky Sumadi; Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha; Staf Khusus Bidang Antarlembaga Kementerian Perhubungan, Buyung Lalana; Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo; Plt.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi; Direktur Perencanaan Pendidikan, Pelatihan, dan Pembinaan Ideologi Pancasila Badan Pembinaan Idelogi Pancasila, Sadono Sriharjo; Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Kunjung Masehat; Koordinator Bidang Dukungan, Pemantauan, dan Penyelidikan HAM Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Endang Sri Melani; Wakil Walikota Ambon, Syarif Hadler; dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement