REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan generasi emas saat ini harus mampu produktif dalam menghadapi era newnormal. Era tersebut banyak pekerjaan yang hilang, untuk itu perlu generasi yang melek teknologi.
Ia mengatakan, makin banyak pekerjaan yang hilang, kalau generasi muda kita tidak mempersiapkan diri melek teknologi. Ada kebutuhan 17 juta tenaga kerja baru yang mengerti teknologi yang juga pengusaha mengerti teknologi
“Kalau tidak kita akan terjebak pekerjaan yang akan hilang. Kalau kita tidak mengikuti perubahan newnormal, sayang sekali,” kata Menteri BUMN Erick Thohir saat jadi pembicara pada Seminar Nasional Produksi dan Akselerasi Vaksinasi: Menelaah Kinerja Pemerintahan Jokowi dalam Melindungi Generasi Muda Indonesia dari Covid-19 di Kampus Universitas Lampung (Unila), Ahad (30/1/2022).
Ia mengatakan, universitas menjadi ekosistem yang menghasilkan generasi emas. Untuk itu, perlu mempersiapkan diri untuk kebutuhan lapangan kerja. Menurut dia, tidak mungkin mempersiapakan SDM tapi manusianya tidak sehat.
Saat ini, ujar dia, bangsa ini sedang menghadapi Covid-19 gelombang ketiga. Untung saja, Indonesia salah satu negara sudah terdepan dalam penanganan Covid-19. Dampaknya, posisi ekonomi Indonesia terus tumbuh sampai terbesar nomor empat dunia secara ekonomi.
“Pertanyaannya, generasi emas Indonesia bukan generasi emas kaleng-kaleng, bukan kayak layang-layang putus, this’s my dream,” ujarnya.
Ia mengatakan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai tahun 2045 dibutuhkan pengetahuan ekonomi, manusianya bisa tidak berproduksi ekonomi tersebut bergerak bukan lagi alamnya, infasturktur jalan tol, airport, pelabuhan. “Tetapi di generasi emas infrastruktur berbeda lagi seperti era fiber optic, data center, 5G, kalau tidak didorong akan telat,” katanya.
Mengenai Covid-19 varian omicron, menurut dia, akan sama tingginya dengan varian delta, waspada, tapi efeknya tidak seberat Delta, karena menyerang di hidung dan mulut. Artinya obat-obatan yang dipakai karena lebih ringan. Jangan panik, karena Omicron tidak langsung ke rumah sakit, tetapi dapat makan obat saja. Jangan membuat kepanikan baru.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia mengatakan, pada pandemi Covid-19 tahun lalu, Provinsi Lampung mengalami kesulitan pasokan vaksin. Sehingga angka realisasi vaksinasi di Lampung terendah di Indonesia.
“Berkat bantuan vaksin dari Pak Erick, yang sebelumnya sempat berkurang, sampai hari ini lancar untuk kelompok sasaran vaksinasi,” kata Chusnunia.
Ia mengatakan, perkembangan program vaksinasi Covid-19 di Lampung sejak lancarnya pasokan dosis vaksin sudah mencapai 85,85 persen untuk dosis pertama semua kelompok sasaran. Selain itu, pada tahun ini, perekonomian di Lampung juga mulai membaik.
“Karena upaya penanganan Covid-19 di Lampung sangat maksimal, sehingga pertumbuhan ekonomi di Lampung terbaik di Sumatra. Kemiskinan turun satu digit,” kata Chusnunia, yang pernah menjabat bupati Lampung Timur.